KATA PENGANTAR
Puji syukur kita curahkan ke hadirat
Allah SWT yang telah memberikan kita banyak nikmat, nikmat yang tak terhingga
banyaknya, Sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Faktor
Produksi” ini Shalawat bertangkaikan salam kita junjung tinggikan ke Ruh
Baginda Rasulullah SAW yang selalu kita harap – harapkan syafaatnya hingga di
akhir kelak nanti.
Terima kasih penyusun ucapkan kepada
Bapak Dosen Pembimbing yang telah mempercayakan dan memberikan arahan,
bimbingan, dan juga waktu dalam penyusunan dalam makalah ini. Tak lupa pula
penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua rekan – rekan Mahasiswa dan juga
semua pihak – pihak yang telah ikut membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam
makalah ini masih terdapat kekurangan dan juga kesalahan. Baik dalam pengejaan
dan juga kesalahan-kesalahan lain. Mengingat akan pengetahuan penyusun yang
masih terbatas. Oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritikan, saran,
dan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk memperbaiki makalah ini dan
makalah-makalah berikutnya yang akan datang.
Wassalam,
Sibuhuan, Februari 2014
Penyusun,
Kelompok VIII
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A.
Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 2
A. Faktor
Produksi..................................................................................................... 2
B. Klasifikasi
Faktor Produksi................................................................................... 2
C. Prinsip Dasar Penentuan Harga Faktor
Produksi.................................................. 3
1. Faktor Internal Perusahaan............................................................................. 3
2. Faktor Lingkungan Eksternal.......................................................................... 4
D. Tanah dan Alam Sebagai Faktor Produksi
Dan Penentuan Faktor Produksi....... 4
E. Kerja, Tenaga Kerja dan Penentuan Upah............................................................ 5
1. Tenaga Kerja Menurut Kwalitas Tenaga Kerja.............................................. 5
2. Tenaga Kerja Menurut Sifat Kerja................................................................. 6
3. Upah Uang
Dan Upah Riil ............................................................................ 6
F. Modal, Bunga dan Sistem Bagi Hasil................................................................... 6
G. Analisis Biaya dan Penerimaan ...................................................................... 8
BAB III PENUTUP....................................................................................................... 10
A.
Kesimpulan.......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 11
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam kegiatan memproduksi,
pengusaha-pengusaha terlebih dahulu harus memperhatikan keadaan dipasar barang,
yaitu dengan melakukan suatu pengamatan, dimana pengamatan tersebut akan
menentukan bahwa barang apa saja yang diinginkan oleh konsumen.
Dewasa
ini, masih banyak dari kita yang mempertanyakan mengapa suatu perusahaan dapat
menetapkan upah para pekerjanya. Berbagai masalah sosial sering terjadi
misalnya menentukan upah tenaga kerja menurut perbedaan kemampuan, pendidikan
dan pengalaman. Jika suatu perusahaan bisa mengatur antara upah tenaga kerja
serta tingkat produktivitasnya maka, perusahaan bisa memperoleh keuntungan
maksimal. Berbagai hal dapat mempengaruhi upah tenaga kerja, salah satu contoh
di dalam menentukan upah riil dan upah uang.
Hal
ini melatarbelakangi pembuatan makalah, bagaimana menentukan upah tenaga kerja
dalam hubungannya dengan tingkat produktivitasnya. Selain itu, kita juga dapat
mengetahui bagaimana menentukan upah dalam suatu perusahaan di berbagai jenis
pasar yaitu pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar monopsoni, dan
pasar monopoli bilateral.
Selain penentuan upah di pasar tenaga kerja,
kita juga akan diperhadapkan dengan penentuan sewa, bunga, dan keuntungan.
B.
Rumusan Masalah
Dari
latar belakang diatas dapat kita tarik suatu permasalahan, dimana
permasalahaannya yaitu :
1. Bagaimana
klasifikasi faktor produksi?
2. Apa
prinsip dasar penentuan harga faktor produksi?
3. Tanah
dan alat sebagai faktor produksinya?
4. Kerja,
tenaga kerja dan penentuan upah?
5. Modal,
bunga dan sistem bagi hasil?
6. Analisis
biaya dan penerimaan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Faktor Produksi
Faktor
produksi adalah sesuatu (dapat berupa barang, alat-alat, atau manusia) yang
digunakan untuk menghasilkan barang atau menambah kegunaan pada barang.
Apa
saja yang diperlukan manusia untuk memproduksi barang dan jasa? Bila
memproduksi padi maka manusia memerlukan bibit padi, air, tanah, pupuk, tenaga
kerja, dan traktor. Dan, bila ingin memproduksi roti maka manusia memerlukan
tepung terigu, telur, gula, susu, obat pengembang roti, tenaga kerja, dan mesin
pembungkus.[1]
Kemudian,
apa saja yang diperlukan manusia bila ingin memproduksi jasa pendidikan? Yang
diperlukan adalah tenaga kerja, kurikulum pendidikan, alat-alat tulis, buku-buku,
dan media pembelajaran lain seperti OHP (overhead projector), internet, VCD,
dan lain-lain.
Faktor
produksi alam dan tenaga kerja disebut faktor asli, karena hanya dengan
menggunakan dua faktor produksi tersebut manusia sudah dapat memproduksi barang
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Akan tetapi, hasilnya masih sedikit dan
sekadar untuk menyambung hidup. Pada zaman primitif, umumnya manusia hanya
menggunakan faktor produksi asli.[2]
Ketika
zaman berubah dan peradaban semakin maju, jumlah manusia semakin banyak maka
kebutuhan manusia pun semakin beragam, baik kualitas maupun kuantitasnya.
Akhirnya, manusia memerlukan faktor produksi modal dan pengusaha untuk
memproduksi semua barang dan jasa yang diperlukannya. Faktor produksi modal dan
pengusaha disebut sebagai faktor produksi turunan.
B.
Klasifikasi
Faktor Produksi
Sebelumnya telas dijelaskan
bahwa faktor produksi terdiri dari faktor produksi alam, tenaga kerja, modal
dan kewirausahaan. Tetapi untuk tujuan analisis proses produksi, faktor
produksi (input) dapat dibedakan atas faktor produksi tetap dan faktor produksi
variabel. Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang tidak dapat diubah
jumlahnya dalam waktu tertentu. Faktor produksi ini dapat diubah, tetapi dengan
biaya sangat besar dan biasanya dalam jangka panjang. Contohnya gedung, mesin,
dan kenderaan. Faktor produksi variabel adalah faktor produksi yang dapat di
ubah dengan cepat dalam jangka yang pendek. Contohnya adalah tenaga kerja dan
bahan baku.[3]
Pada dasarnya tidak ada sebuah
kesepakatan yang bulat tentang klasifikasi faktor produksi, baik di kalangan
ekonom konvensional maupun ahli ekonom Islam. Perbedaan klasifikasi faktor
produksi ini dilatarbelakangi oleh banyak faktor, misalnya ketidaksamaan
tentang definisi, karakteristik, maupun peran dari masing-masing faktor
produksi dalam menghasilkan output. Menurut Al Junaid perbedaan ini juga timbul
karena adanya perbedaan elastisitas dalam penawaran faktor produksi, karakter
intrinsiknya, serta bentuk harga atau biaya atas suatu faktor produksi.
C.
Prinsip Dasar Penentuan Harga Faktor Produksi
Secara umum ada dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan
dalam dasar penetapan harga, yaitu faktor internal perusahaan dan faktor
lingkungan eksternal.[4]
1.
Faktor
Internal Perusahaan
a)
Tujuan
Pemasaran Perusahaan
Faktor utama yang menentukan dalam penetapan harga adalah
tujuan pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa maksimalisasi laba,
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar,
menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, melaksanakan
tanggung jawab sosial, dan sebagainya.[5]
b)
Strategi
Bauran Pemasaran
Harga hanyalah salah satu komponen dari bauran pemasaran.
Oleh karena itu, harga perlu dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran
pemasaran lainnya, yaitu produk, distribusi, dan promosi.
c)
Biaya
Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang
harus ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu,
setiap perusahaan pasti menaruh perhatian besar pada aspek struktur biaya
(tetap dan variabel), serta jenis-jenis biaya lainnya, seperti out of pocket
cost, incremental cost, opportunity cost, controllable cost, dan replacement
cost.
d)
Organisasi
Manajemen perlu memutuskan siapa di dalam organisasi yang
harus menetapkan harga. Setiap perusahaan menangani masalah penetapan harga
menurut caranya masing-masing. Pada perusahaan kecil, umumnya harga ditetapkan
oleh manajemen puncak. Pada perusahaan besar, seringkali masalah penetapan
harga ditangani oleh divisi atau manajer lini produk. Dalam pasar industri,
para wiraniaga (salespeople) diperkenankan untuk bernegosiasidengan pelangganya
guna menetapkan rentang (range) harga tertentu. Dalam industri di mana
penetapan harga merupakan faktor kunci, biasanya perusahaan memiliki departemen
penetapan harga tersendiri yang bertanggung jawab kepada departemen pemasaran
atau manajemen puncak. Pihakpihak lain yang memiliki pengaruh terhadap
penetapan harga adalah manajer penjualan, manajer produksi, manajer keuangan,
dan akuntan.
2.
Faktor
Lingkungan Eksternal
a)
Sifat
Pasar dan permintaan
Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan
yang dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan
monopolistik, persaingan oligopoli, atau persaingan monopoli. Faktor lain yang
tidak kalah pentingnya adalah elastisitas permintaan.
b)
Pesaingan
Ada beberapa kekuatan pokok yang berpengaruh dalam
persaingan suatu industri, yaitu persaingan dalam industri yang bersangkutan,
produk substitusi, pemasok, pelanggan dan ancaman pendatang baru. Untuk itu
diperlukan adanya informasi dalam menganalisis karakteristik persaingan yang
dihadapi, antara lain jumlah perusahaan dalam industri, ukuran relatif setiap
anggota/jumlah konsumen dalam industri, diferensiasi produk, dan kemudahan
untuk memasuki industri yang bersangkutan.
c)
Unsur-unsur
Lingkungan Eksternal Lainnya
Selain faktor-faktor di atas, perusahaan juga perlu
mempertimbangkan faktor kondisi ekonomi (inflasi, resesi, tingkat bunga),
kebijakan dan peraturan pemerintah, dan aspek sosial (kepedulian terhadap
lingkungan).
D.
Tanah dan Alam Sebagai Faktor Produksi Dan
Penentuan Faktor Produksi
Alam merupakan salah atau faktor produksi yang sangat
penting, bahkan bersamaan dengan tenaga kerja seringkali dianggap paling
penting. Alam telah memberikan banyak faktor produksi, misalnya tanah dan
segala zat yang ada didalamnya maupun di permukaannya, udara dan segala yang
ada di angkasa, dan lain-lain.Tidaklah mengherankan kalau tokoh pemikir Barat
pada abad ke 17, Sir William Pretty, mengatakan bahwa ‘tanah adalah ibu dari
produksi, sementara tenaga kerja adalah ayahnya’.[6]
Alam telah menyediakan berbagai jenis barang atau zat yang secara langsung
dapat dikonsumsi atau kemudian diproses dalam produksi sebagai bahan baku.
Alam juga merupakan faktor produksi asal, sebab dari alamlah
kemudian segala jenis kegiatan produksi berlangsung. Kelima Faktor Alam ini
adalah :
- Tanah
2.
Air
3.
Sinar
Matahari
4.
Udara
5.
Barang
Tambang
E.
Kerja, Tenaga Kerja dan Penentuan Upah
Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang
secara langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor
produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam
faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan
yang dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja dapat
dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan
sifat kerjanya.
- Tenaga Kerja Menurut Kwalitas Tenaga Kerja
a)
Tenaga
Kerja Terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan
pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di bidangnya, misalnya dokter,
insinyur, akuntan, dan ahli hukum.
b) Tenaga Kerja Terampil
Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan
kursus atau latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di
bidangnya. Misalnya tukang listrik, montir, tukang las, dan sopir.
c) Tenaga Kerja Tidak Terdidik Dan Tidak Terlatih
Sementara itu, tenaga kerja tidak terdidik dan tidak
terlatih adalah tenaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan dan latihan
dalam menjalankan pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dan lain-lain.
2. Tenaga Kerja Menurut Sifat Kerja
1)
Tenaga
Kerja Rohani
Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang menggunakan
pikiran, rasa, dan karsa. Misalnya guru, editor, konsultan, dan pengacara.
2)
Tenaga
Kerja Jasmani
Sementara itu, tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang
menggunakan kekuatan fisik dalam kegiatan produksi. Misalnya tukang las,
pengayuh becak, dan sopir.
3.
Upah Uang Dan Upah Riil
Pembayaran tenaga kerja
dibedakan dua jenis, yaitu upah dan gaji. Gaji adalah pembayaran yang diberikan
kepada pekerja tetap dan tenaga kerja profesional yang biasanya dilaksanakan
sebulan sekali seperti pegawai pemerintah, guru, dosen, manajer, akuntan.
Sedangkan upah dimaksudkan sebagai pembayaran kepada pekerja – pekerja yang
pekerjaannya berpindah – pindah, seperti pekerja pertanian, tukang kayu, tukang
batu, dan buruh kasar. Berbeda dengan teori ekonomi yang mengartikan upah sebagai
pembayaran atas jasa – jasa fisik maupun mental yang disediakan oleh tenaga
kerja kepada para pengusaha. Dalam ekonomi pembayaran pekerja tidak dapat
dibedakan antara upah dan gaji, keduanya berarti pembayaran kepada
pekerja.
a) Perbedaan Dan Upah Uang Upah Riil
Dalam jangka panjang
sejumlah tertentu upah pekerja mempumyai kemampuan yang semakin sedikit di
dalam membeli barang dan jasa. Hal tersebut disebabkan kenaikan barang dan jasa
tersebut yang berlaku dari waktu ke waktu. Meskipun kenaikan tersebut tidak
serentak, hal tersebut tidak menimbulkan peningkatan keejahteraan bagi pekerja.
Untuk mengatasi hal tersebut ahli ekonomi membuat dua perbedaan antara
pengertian upah, yaitu upah uang dan upah riil. Upah uang adalah jumlah
uang yang diterima pekerja dari pengusaha sebagai pembayaran ke atas tenaga
mental dan fisik para pekerja dalam proses produksi. Upah riil adalah tingkat
upah pekerja yang yanghdiukur dsari sudut kemampuan upah tersebut dalam membeli
barang dan jasa yang dibutuhkan untuk memenuhikebutuhan para pekerja.
F.
Modal, Bunga dan Sistem Bagi Hasil
Modal (capital) merupakan salah satu dari faktor produksi,
maka untuk mendapatkan mpdal dibutuhkan biaya. Bunga adalah biaya dari modal
(price of capital) yang bersifat tetap dan based of funds. Bunga akan
berkorelasi positif dengan biaya input produksi; harga pokok produksi dan harga
jual produk. Harga yang meningkat secara meluas disebut inflasi. Inflasi yang
disebabkan karena kenaikan biaya disebut cost push inflation. Dalam hal ini
harga naik disebabkan oleh kenaikan bunga yang dibayarkan, maka bunga adalah
penyebab dari inflasi(inflatoir). Bunga merupakan pendapatan dari tabungan
(penawaran dana) dan biaya bagi pengambil kredit dan investasi (permintaan
dana) pada sistem perbankan dan keuangan konvensional. Oleh karena itu bunga
akan berdapak positif pada penawaran dana dan nilai tukar uang domestik
terhadap valuta asing tetapi akan berdampak negatif pada permintaan dana,
jumlah uang yang beredar, pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan kesejahteraan
masyarakat. Dengan demikian bunga merupakan pendistorsi dan instabilisator
dalam perekonomian.[7]
Pembayaran bagi hasil bukan merupakan biaya karena bersifat
based pf income, maka tidak akan berdampak pada harga input produksi, harga
pokok produksi, harga jual dan inflasi, sehingga bukan inflator. Bagi hasil
akan berdampak positif pada permintaan dana, penawaran dana, kebutuhan uang
beredar, investasi, pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan
kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian bagi hasil merupakan pendorong dan
stabilisator dalam perekonomian.
Berikut
merupakan perbandingan sistem bagi hasil dan sistem bunga,
No.
|
Bagi
Hasil
|
Bunga
|
1.
|
Investasi- investasinya yang halal
saja
|
Investasinya boleh halal dan haram
|
2.
|
Profit dan falah oriented dunia
akhirat kelak
|
Profit oriented dan cenderung
mementingkan dunia dan mengabaikan akhirat
|
3.
|
Hubungan yang terbangun adalah
kemitraan
|
Hubungan yang terbangun adalah
debitor kreditor
|
4.
|
Setiap aktivitas wajib sesuai
dengan Al- Qur’an, Hadits, Ijma’, Qiyas/Fatwa dan terdapat Dewan Pengawas
Syari;ah (DPS)
|
Setiap aktivitas TIDAK wajib
sesuai dengan Al- Qur’an, Hadits, Ijma’, Qiyas/Fatwa dan tidak terdapat Dewan
Pengawas Syari;ah (DPS)
|
5.
|
Penentuan besarnya rasio (nisbah)
bagi hasil dibuat pada waktu akad dan berhubungan dengan untung rugi
|
Penentuan tingkat suku bunga
dibuat pada waktu akad dan tidak berhubungan dengan untung rugi
|
6.
|
Pembayaran bagi hasil berdasarkan
pada keuntungan yang diperoleh
|
Pembayaran bunga berdasarkan pada
presentase terhadap jumlah dana
|
7.
|
Pembayaran bagi hasil bersifat
variabel tergantung pada realitas pendapatan proyek/ usaha yang dijalankan
|
Pembayaran bunga tetap seperti
yang diperjanjikan, tidak tergantung dari pendapatan proyek/ usaha yang
dijalankan
|
8.
|
Tidak ada yang meragukan keabsahan
bagi hasil
|
Kontroversial dan dikecam serta
dilarang oleh seluruh agama
|
G.
Analisis Biaya dan Penerimaan
Biaya produksi adalah semua
pengeluaran perusahaan untuk memperoleh factor-faktor produksi yang akan digunakan
untuk menghasilkan barang-barang produksi oleh perusahaan tersebut. Untuk
analisis biaya produksi perlu diperhatikan dua jangka waktu, yaitu
a.
Jangka panjang, yaitu jangka waktu
di mana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan dan
b.
Jangka pendek, yaitu jangka waktu
dimana sebagian faktor produksi dapat berubah dan sebagian lainnya tidak dapat
berubah. Dalam bab ini hanya dibahas biaya produksi jangka pendek
Biaya produksi dapat dibedakan ke
dalam dua macam, yaitu
1)
Biaya tetap (fixed cost)
Biaya tetap
atau juga disebut fixed cost
adalah biaya yang umumnya selalu konstan, bahkan di masa sulit. Biaya
tetap tidak terpengaruh oleh perubahan-perubahan dalam aktivitas operasi sampai
pada kondisi tertentu, kondisi dimana sesuai dengan kapasitas yang tersedia
2)
Biaya variabel (variable cost).
Biaya variabel
adalah biaya yang berubah secara proporsional dengan aktivitas bisnis.[8]
Biaya variabel adalah jumlah biaya marjinal terhadap semua unit yang
diproduksi. Hal ini juga dapat dianggap biaya normal. Biaya tetap dan biaya
variabel membentuk dua komponen dari total biaya. Biaya langsung, bagaimanapun,
adalah biaya yang dapat dengan mudah dikaitkan dengan objek biaya tertentu.[9]
Namun, tidak semua biaya variabel adalah biaya langsung. Sebagai contoh, biaya
overhead variabel produksi adalah biaya variabel yang merupakan biaya tidak
langsung, tidak langsung menjadi suatu biaya. Biaya variabel kadang-kadang
disebut biaya tingkat-unit karena mereka bervariasi dengan jumlah unit yang
diproduksi.
Dalam analisis biaya produksi perlu
memperhatikan :
1.
biaya produksi rata-rata : yang
meliputi biaya produksi total rata-rata ,biaya produksi tetap rata-rata, dan
biaya variabel rata-rata ; dan
2.
biaya produksi marjinal, yaitu
tambahan biaya produksi yang harus dikeluarkan untuk menambah satu unit
produksi.
Penerimaan (Revenue)
Penerimaan
(Revenue) adalah segala penerimaan produsen dari hasil penjualan
outputnya atau kurva yang didalamnya memproduksi suatu barang, ada dua
hal yang menjadi fokus utama dari seorang pengusaha dalam rangka mendapatkan
keuntungan yang maksimum, yaitu ongkos (cost) dan penerimaan (Revenue).
Macam-macam
dari penerimaan yaitu diantaranya :
·
Total Penerimaan (Total
Revenue)Total Revenue di singkat TR atau juga bisa disebut dengan total
penerimaan yaitu penerimaan dari hasil penjualan.
·
Penerimaan Rata-rata (Avarage
Total Revenue)Average Total Revenue yang disingkat AR atau yang lebih dikenal
sebagai penerimaan rata-rata yaitu adalah rata-rata penerimaan dari per
kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, dan yang diperoleh dengan jalan
membagi hasil total penerimaan dengan jumlah satuan barang yang dijual.
·
Penerimaan Marginal (Marginal
Revenue)Marginal Revenue yang disingkat MR atau juga bisa disebut dengan
penerimaan marginal adalah suatu penambahan penerimaan atas TR sebagai akibat
penambahan satu unti output.
BAB II
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Faktor
produksi adalah sesuatu (dapat berupa barang, alat-alat, atau manusia) yang
digunakan untuk menghasilkan barang atau menambah kegunaan pada barang.
1. Faktor Internal Perusahaan
a)
Tujuan
Pemasaran Perusahaan
b)
Strategi
Bauran Pemasaran
c)
Biaya
d)
Organisasi
2. Faktor Lingkungan Eksternal
a)
Sifat
Pasar dan permintaan
b)
Pesaingan
c)
Unsur-unsur
Lingkungan Eksternal Lainnya
Alam juga merupakan faktor produksi asal, sebab dari alamlah
kemudian segala jenis kegiatan produksi berlangsung. Kelima Faktor Alam ini
adalah :
a)
Tanah
b)
Air
c)
Sinar
Matahari
d)
Udara
e)
Barang
Tambang
Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang
secara langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi
tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli.
1. Tenaga Kerja Menurut Kwalitas
Tenaga Kerja
a)
Tenaga
Kerja Terdidik
b)
Tenaga
Kerja Terampil
c)
Tenaga
Kerja Tidak Terdidik Dan Tidak Terlatih
2. Tenaga Kerja Menurut Sifat Kerja
a)
Tenaga
Kerja Rohani
b)
Tenaga
Kerja Jasmani
DAFTAR PUSTAKA
Sa’dyah, C. 2009. Ekonomi 1 : Untuk
Kelas X SMA dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
p. 434.
Al arif,M.Nur Rianto dan Euis Amalia
.2010.Teori Mikro Ekonomi.Jakarta:Kencana
http://acehmillano.wordpress.com/2013/03/09/faktor-produksi-ekonomi/ (diakses
tanggal 24 February 2014)
http://www.smakristencilacap.com/id/arti-pemasaran-dan-manajemen-pemasaran/dasar-penetapan-harga/ (diakses
tanggal 24 February 2014)
Bangun,Wilson.2007.Teori Ekonomi Mikro.Bandung:Refika Aditama
Samuelson, 1989, h. 235
http://rizkypp-feb10.web.unair.ac.id (diakses
tanggal 24 February 2014)
Garrison,
Noreen, Brewer. Ch 2 - Managerial Accounting and Costs Concepts, pp 48
Garrison,
Noreen, Brewer. Ch 2 - Managerial Accounting and Costs Concepts, pp 51
[1] Sa’dyah, C.
2009. Ekonomi 1 : Untuk Kelas X SMA dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 434.
[2] Al arif,M.Nur
Rianto dan Euis Amalia .2010.Teori Mikro
Ekonomi.Jakarta:Kencana
[3] http://acehmillano.wordpress.com/2013/03/09/faktor-produksi-ekonomi/ (diakses
tanggal 24 February 2014)
[4] http://www.smakristencilacap.com/id/arti-pemasaran-dan-manajemen-pemasaran/dasar-penetapan-harga/ (diakses
tanggal 24 February 2014)
[5]
Bangun,Wilson.2007.Teori Ekonomi Mikro.Bandung:Refika
Aditama
[6] Samuelson,
1989, h. 235
[8] Garrison, Noreen,
Brewer. Ch 2 - Managerial Accounting and Costs Concepts, pp 48
[9] Garrison, Noreen,
Brewer. Ch 2 - Managerial Accounting and Costs Concepts, pp 51
Your Affiliate Profit Machine is ready -
BalasHapusAnd getting it running is as simple as 1--2--3!
This is how it all works...
STEP 1. Tell the system which affiliate products the system will promote
STEP 2. Add PUSH button traffic (it LITERALLY takes JUST 2 minutes)
STEP 3. Watch the system explode your list and sell your affiliate products on it's own!
So, do you want to start making profits???
You can test-drive the system for yourself risk free...