Sabtu, 28 Februari 2015

Faktor Produksi


KATA PENGANTAR

            Puji syukur kita curahkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kita banyak nikmat, nikmat yang tak terhingga banyaknya, Sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Faktor Produksi” ini Shalawat bertangkaikan salam kita junjung tinggikan ke Ruh Baginda Rasulullah SAW yang selalu kita harap – harapkan syafaatnya hingga di akhir kelak nanti.

            Terima kasih penyusun ucapkan kepada Bapak Dosen Pembimbing yang telah mempercayakan dan memberikan arahan, bimbingan, dan juga waktu dalam penyusunan dalam makalah ini. Tak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua rekan – rekan Mahasiswa dan juga semua pihak – pihak yang telah ikut membantu dalam penyusunan makalah ini.

            Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan juga kesalahan. Baik dalam pengejaan dan juga kesalahan-kesalahan lain. Mengingat akan pengetahuan penyusun yang masih terbatas. Oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritikan, saran, dan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk memperbaiki makalah ini dan makalah-makalah berikutnya yang akan datang.

Wassalam,

                                                                                    Sibuhuan,      Februari   2014
                                                                                    Penyusun,



                                                                                    Kelompok VIII





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A.    Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah ............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 2
A.    Faktor Produksi..................................................................................................... 2
B.     Klasifikasi Faktor Produksi................................................................................... 2
C.     Prinsip Dasar Penentuan Harga Faktor Produksi.................................................. 3
1.      Faktor Internal Perusahaan............................................................................. 3
2.      Faktor Lingkungan Eksternal.......................................................................... 4
D.    Tanah dan Alam Sebagai Faktor Produksi Dan Penentuan Faktor Produksi....... 4
E.     Kerja, Tenaga Kerja dan Penentuan Upah............................................................ 5
1.      Tenaga Kerja Menurut Kwalitas Tenaga Kerja.............................................. 5
2.      Tenaga Kerja Menurut Sifat Kerja................................................................. 6
3.      Upah Uang Dan Upah Riil ............................................................................ 6
F.      Modal, Bunga dan Sistem Bagi Hasil................................................................... 6
G.    Analisis Biaya dan Penerimaan ...................................................................... 8

BAB III PENUTUP....................................................................................................... 10
A.    Kesimpulan.......................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 11

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dalam kegiatan memproduksi, pengusaha-pengusaha terlebih dahulu harus memperhatikan keadaan dipasar barang, yaitu dengan melakukan suatu pengamatan, dimana pengamatan tersebut akan menentukan bahwa barang apa saja yang diinginkan oleh konsumen.
Dewasa ini, masih banyak dari kita yang mempertanyakan mengapa suatu perusahaan dapat menetapkan upah para pekerjanya. Berbagai masalah sosial sering terjadi misalnya menentukan upah tenaga kerja menurut perbedaan kemampuan, pendidikan dan pengalaman. Jika suatu perusahaan bisa mengatur antara upah tenaga kerja serta tingkat produktivitasnya maka, perusahaan bisa memperoleh keuntungan maksimal. Berbagai hal dapat mempengaruhi upah tenaga kerja, salah satu contoh di dalam menentukan upah riil dan upah uang.
Hal ini melatarbelakangi pembuatan makalah, bagaimana menentukan upah tenaga kerja dalam hubungannya dengan tingkat produktivitasnya. Selain itu, kita juga dapat mengetahui bagaimana menentukan upah dalam suatu perusahaan di berbagai jenis pasar yaitu pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar monopsoni, dan pasar monopoli bilateral.
Selain penentuan upah di pasar tenaga kerja, kita juga akan diperhadapkan dengan penentuan sewa, bunga, dan keuntungan.

B.     Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat kita tarik suatu permasalahan, dimana permasalahaannya yaitu :
1.      Bagaimana klasifikasi faktor produksi?
2.      Apa prinsip dasar penentuan harga faktor produksi?
3.      Tanah dan alat sebagai faktor produksinya?
4.      Kerja, tenaga kerja dan penentuan upah?
5.      Modal, bunga dan sistem bagi hasil?
6.      Analisis biaya dan penerimaan?



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Faktor Produksi

Faktor produksi adalah sesuatu (dapat berupa barang, alat-alat, atau manusia) yang digunakan untuk menghasilkan barang atau menambah kegunaan pada barang.

Apa saja yang diperlukan manusia untuk memproduksi barang dan jasa? Bila memproduksi padi maka manusia memerlukan bibit padi, air, tanah, pupuk, tenaga kerja, dan traktor. Dan, bila ingin memproduksi roti maka manusia memerlukan tepung terigu, telur, gula, susu, obat pengembang roti, tenaga kerja, dan mesin pembungkus.[1]

Kemudian, apa saja yang diperlukan manusia bila ingin memproduksi jasa pendidikan? Yang diperlukan adalah tenaga kerja, kurikulum pendidikan, alat-alat tulis, buku-buku, dan media pembelajaran lain seperti OHP (overhead projector), internet, VCD, dan lain-lain.

Faktor produksi alam dan tenaga kerja disebut faktor asli, karena hanya dengan menggunakan dua faktor produksi tersebut manusia sudah dapat memproduksi barang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Akan tetapi, hasilnya masih sedikit dan sekadar untuk menyambung hidup. Pada zaman primitif, umumnya manusia hanya menggunakan faktor produksi asli.[2]

Ketika zaman berubah dan peradaban semakin maju, jumlah manusia semakin banyak maka kebutuhan manusia pun semakin beragam, baik kualitas maupun kuantitasnya. Akhirnya, manusia memerlukan faktor produksi modal dan pengusaha untuk memproduksi semua barang dan jasa yang diperlukannya. Faktor produksi modal dan pengusaha disebut sebagai faktor produksi turunan.

B.     Klasifikasi Faktor Produksi
Sebelumnya telas dijelaskan bahwa faktor produksi terdiri dari faktor produksi alam, tenaga kerja, modal dan kewirausahaan. Tetapi untuk tujuan analisis proses produksi, faktor produksi (input) dapat dibedakan atas faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel. Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang tidak dapat diubah jumlahnya dalam waktu tertentu. Faktor produksi ini dapat diubah, tetapi dengan biaya sangat besar dan biasanya dalam jangka panjang. Contohnya gedung, mesin, dan kenderaan. Faktor produksi variabel adalah faktor produksi yang dapat di ubah dengan cepat dalam jangka yang pendek. Contohnya adalah tenaga kerja dan bahan baku.[3]
Pada dasarnya tidak ada sebuah kesepakatan yang bulat tentang klasifikasi faktor produksi, baik di kalangan ekonom konvensional maupun ahli ekonom Islam. Perbedaan klasifikasi faktor produksi ini dilatarbelakangi oleh banyak faktor, misalnya ketidaksamaan tentang definisi, karakteristik, maupun peran dari masing-masing faktor produksi dalam menghasilkan output. Menurut Al Junaid perbedaan ini juga timbul karena adanya perbedaan elastisitas dalam penawaran faktor produksi, karakter intrinsiknya, serta bentuk harga atau biaya atas suatu faktor produksi.
C.    Prinsip Dasar Penentuan Harga Faktor Produksi
Secara umum ada dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam dasar penetapan harga, yaitu faktor internal perusahaan dan faktor lingkungan eksternal.[4]
1.      Faktor Internal Perusahaan

a)      Tujuan Pemasaran Perusahaan
Faktor utama yang menentukan dalam penetapan harga adalah tujuan pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa maksimalisasi laba, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, melaksanakan tanggung jawab sosial, dan sebagainya.[5]
b)      Strategi Bauran Pemasaran
Harga hanyalah salah satu komponen dari bauran pemasaran. Oleh karena itu, harga perlu dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran lainnya, yaitu produk, distribusi, dan promosi.
c)      Biaya
Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu, setiap perusahaan pasti menaruh perhatian besar pada aspek struktur biaya (tetap dan variabel), serta jenis-jenis biaya lainnya, seperti out of pocket cost, incremental cost, opportunity cost, controllable cost, dan replacement cost.
d)     Organisasi
Manajemen perlu memutuskan siapa di dalam organisasi yang harus menetapkan harga. Setiap perusahaan menangani masalah penetapan harga menurut caranya masing-masing. Pada perusahaan kecil, umumnya harga ditetapkan oleh manajemen puncak. Pada perusahaan besar, seringkali masalah penetapan harga ditangani oleh divisi atau manajer lini produk. Dalam pasar industri, para wiraniaga (salespeople) diperkenankan untuk bernegosiasidengan pelangganya guna menetapkan rentang (range) harga tertentu. Dalam industri di mana penetapan harga merupakan faktor kunci, biasanya perusahaan memiliki departemen penetapan harga tersendiri yang bertanggung jawab kepada departemen pemasaran atau manajemen puncak. Pihakpihak lain yang memiliki pengaruh terhadap penetapan harga adalah manajer penjualan, manajer produksi, manajer keuangan, dan akuntan.

2.      Faktor Lingkungan Eksternal

a)      Sifat Pasar dan permintaan
Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan monopolistik, persaingan oligopoli, atau persaingan monopoli. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah elastisitas permintaan.
b)      Pesaingan
Ada beberapa kekuatan pokok yang berpengaruh dalam persaingan suatu industri, yaitu persaingan dalam industri yang bersangkutan, produk substitusi, pemasok, pelanggan dan ancaman pendatang baru. Untuk itu diperlukan adanya informasi dalam menganalisis karakteristik persaingan yang dihadapi, antara lain jumlah perusahaan dalam industri, ukuran relatif setiap anggota/jumlah konsumen dalam industri, diferensiasi produk, dan kemudahan untuk memasuki industri yang bersangkutan.
c)      Unsur-unsur Lingkungan Eksternal Lainnya
Selain faktor-faktor di atas, perusahaan juga perlu mempertimbangkan faktor kondisi ekonomi (inflasi, resesi, tingkat bunga), kebijakan dan peraturan pemerintah, dan aspek sosial (kepedulian terhadap lingkungan).
D.    Tanah dan Alam Sebagai Faktor Produksi Dan Penentuan Faktor Produksi
Alam merupakan salah atau faktor produksi yang sangat penting, bahkan bersamaan dengan tenaga kerja seringkali dianggap paling penting. Alam telah memberikan banyak faktor produksi, misalnya tanah dan segala zat yang ada didalamnya maupun di permukaannya, udara dan segala yang ada di angkasa, dan lain-lain.Tidaklah mengherankan kalau tokoh pemikir Barat pada abad ke 17, Sir William Pretty, mengatakan bahwa ‘tanah adalah ibu dari produksi, sementara tenaga kerja adalah ayahnya’.[6] Alam telah menyediakan berbagai jenis barang atau zat yang secara langsung dapat dikonsumsi atau kemudian diproses dalam produksi sebagai bahan baku.
Alam juga merupakan faktor produksi asal, sebab dari alamlah kemudian segala jenis kegiatan produksi berlangsung. Kelima Faktor Alam ini adalah :
  1. Tanah
2.      Air
3.      Sinar Matahari
4.      Udara
5.      Barang Tambang
E.     Kerja, Tenaga Kerja dan Penentuan Upah
Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani  yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya.
  1. Tenaga Kerja Menurut Kwalitas Tenaga Kerja
a)       Tenaga Kerja Terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di bidangnya, misalnya dokter, insinyur, akuntan, dan ahli hukum.
b)       Tenaga Kerja Terampil
Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan kursus atau latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di bidangnya. Misalnya tukang listrik, montir, tukang las, dan sopir.
c)       Tenaga Kerja Tidak Terdidik Dan Tidak Terlatih
Sementara itu, tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan dan latihan dalam menjalankan pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dan lain-lain.
2.      Tenaga Kerja Menurut Sifat Kerja
1)      Tenaga Kerja Rohani
Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang menggunakan pikiran, rasa, dan karsa. Misalnya guru, editor, konsultan, dan pengacara.
2)       Tenaga Kerja Jasmani
Sementara itu, tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik dalam kegiatan produksi. Misalnya tukang las, pengayuh becak, dan sopir.
3.      Upah Uang Dan Upah Riil
Pembayaran tenaga kerja dibedakan dua jenis, yaitu upah dan gaji. Gaji adalah pembayaran yang diberikan kepada pekerja tetap dan tenaga kerja profesional yang biasanya dilaksanakan sebulan sekali seperti pegawai pemerintah, guru, dosen, manajer, akuntan.  Sedangkan upah dimaksudkan sebagai pembayaran kepada pekerja – pekerja yang pekerjaannya berpindah – pindah, seperti pekerja pertanian, tukang kayu, tukang batu, dan buruh kasar. Berbeda dengan teori ekonomi yang mengartikan upah sebagai pembayaran atas jasa – jasa fisik maupun mental yang disediakan oleh tenaga kerja kepada para pengusaha. Dalam ekonomi pembayaran pekerja tidak dapat dibedakan antara upah dan gaji, keduanya berarti  pembayaran kepada pekerja.



a)       Perbedaan Dan Upah Uang Upah Riil
Dalam jangka panjang sejumlah tertentu upah pekerja mempumyai kemampuan yang semakin sedikit di dalam membeli barang dan jasa. Hal tersebut disebabkan kenaikan barang dan jasa tersebut yang berlaku dari waktu ke waktu. Meskipun kenaikan tersebut tidak serentak, hal tersebut tidak menimbulkan peningkatan keejahteraan bagi pekerja. Untuk mengatasi hal tersebut ahli ekonomi membuat dua perbedaan antara pengertian upah, yaitu upah uang dan upah riil. Upah uang adalah jumlah uang yang diterima pekerja dari pengusaha sebagai pembayaran ke atas tenaga mental dan fisik para pekerja dalam proses produksi. Upah riil adalah tingkat upah pekerja yang yanghdiukur dsari sudut kemampuan upah tersebut dalam membeli barang dan jasa yang dibutuhkan untuk memenuhikebutuhan para pekerja.

F.     Modal, Bunga dan Sistem Bagi Hasil
Modal (capital) merupakan salah satu dari faktor produksi, maka untuk mendapatkan mpdal dibutuhkan biaya. Bunga adalah biaya dari modal (price of capital) yang bersifat tetap dan based of funds. Bunga akan berkorelasi positif dengan biaya input produksi; harga pokok produksi dan harga jual produk. Harga yang meningkat secara meluas disebut inflasi. Inflasi yang disebabkan karena kenaikan biaya disebut cost push inflation. Dalam hal ini harga naik disebabkan oleh kenaikan bunga yang dibayarkan, maka bunga adalah penyebab dari inflasi(inflatoir). Bunga merupakan pendapatan dari tabungan (penawaran dana) dan biaya bagi pengambil kredit dan investasi (permintaan dana) pada sistem perbankan dan keuangan konvensional. Oleh karena itu bunga akan berdapak positif pada penawaran dana dan nilai tukar uang domestik terhadap valuta asing tetapi akan berdampak negatif pada permintaan dana, jumlah uang yang beredar, pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian bunga merupakan pendistorsi dan instabilisator dalam perekonomian.[7]
Pembayaran bagi hasil bukan merupakan biaya karena bersifat based pf income, maka tidak akan berdampak pada harga input produksi, harga pokok produksi, harga jual dan inflasi, sehingga bukan inflator. Bagi hasil akan berdampak positif pada permintaan dana, penawaran dana, kebutuhan uang beredar, investasi, pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian bagi hasil merupakan pendorong dan stabilisator dalam perekonomian.
Berikut merupakan perbandingan sistem bagi hasil dan sistem bunga,
No.
Bagi Hasil                                   
Bunga
1.
Investasi- investasinya yang halal saja
Investasinya boleh halal dan haram
2.
Profit dan falah oriented dunia akhirat kelak
Profit oriented dan cenderung mementingkan dunia dan mengabaikan akhirat
3.
Hubungan yang terbangun adalah kemitraan
Hubungan yang terbangun adalah debitor kreditor
4.
Setiap aktivitas wajib sesuai dengan Al- Qur’an, Hadits, Ijma’, Qiyas/Fatwa dan terdapat Dewan Pengawas Syari;ah (DPS)
Setiap aktivitas TIDAK wajib sesuai dengan Al- Qur’an, Hadits, Ijma’, Qiyas/Fatwa dan tidak terdapat Dewan Pengawas Syari;ah (DPS)
5.
Penentuan besarnya rasio (nisbah) bagi hasil dibuat pada waktu akad dan berhubungan dengan untung rugi
Penentuan tingkat suku bunga dibuat pada waktu akad dan tidak berhubungan dengan untung rugi
6.
Pembayaran bagi hasil berdasarkan pada keuntungan yang diperoleh
Pembayaran bunga berdasarkan pada presentase terhadap jumlah dana
7.
Pembayaran bagi hasil bersifat variabel tergantung pada realitas pendapatan proyek/ usaha yang dijalankan
Pembayaran bunga tetap seperti yang diperjanjikan, tidak tergantung dari pendapatan proyek/ usaha yang dijalankan
8.
Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil
Kontroversial dan dikecam serta dilarang oleh seluruh agama

G.    Analisis Biaya dan Penerimaan
Biaya produksi adalah semua pengeluaran perusahaan untuk memperoleh factor-faktor produksi yang akan digunakan untuk menghasilkan barang-barang produksi oleh perusahaan tersebut. Untuk analisis biaya produksi perlu diperhatikan dua jangka waktu, yaitu
a.       Jangka panjang, yaitu jangka waktu di mana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan dan
b.      Jangka pendek, yaitu jangka waktu dimana sebagian faktor produksi dapat berubah dan sebagian lainnya tidak dapat berubah. Dalam bab ini hanya dibahas biaya produksi jangka pendek
Biaya produksi dapat dibedakan ke dalam dua macam, yaitu
1)        Biaya tetap (fixed cost)
Biaya tetap atau juga disebut  fixed cost adalah biaya yang umumnya selalu konstan, bahkan di masa sulit. Biaya tetap tidak terpengaruh oleh perubahan-perubahan dalam aktivitas operasi sampai pada kondisi tertentu, kondisi dimana sesuai dengan kapasitas yang tersedia
2)        Biaya variabel (variable cost).
Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara proporsional dengan aktivitas bisnis.[8] Biaya variabel adalah jumlah biaya marjinal terhadap semua unit yang diproduksi. Hal ini juga dapat dianggap biaya normal. Biaya tetap dan biaya variabel membentuk dua komponen dari total biaya. Biaya langsung, bagaimanapun, adalah biaya yang dapat dengan mudah dikaitkan dengan objek biaya tertentu.[9] Namun, tidak semua biaya variabel adalah biaya langsung. Sebagai contoh, biaya overhead variabel produksi adalah biaya variabel yang merupakan biaya tidak langsung, tidak langsung menjadi suatu biaya. Biaya variabel kadang-kadang disebut biaya tingkat-unit karena mereka bervariasi dengan jumlah unit yang diproduksi.
Dalam analisis biaya produksi perlu memperhatikan :
1.      biaya produksi rata-rata : yang meliputi biaya produksi total rata-rata ,biaya produksi tetap rata-rata, dan biaya variabel rata-rata ; dan
2.      biaya produksi marjinal, yaitu tambahan biaya produksi yang harus dikeluarkan untuk menambah satu unit produksi.
Penerimaan (Revenue)
Penerimaan (Revenue) adalah segala penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya  atau kurva yang didalamnya memproduksi suatu barang, ada dua hal yang menjadi fokus utama dari seorang pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimum, yaitu ongkos (cost) dan penerimaan (Revenue).

Macam-macam dari penerimaan yaitu diantaranya :
·         Total Penerimaan (Total Revenue)Total Revenue di singkat TR atau juga bisa disebut dengan total penerimaan yaitu penerimaan dari hasil penjualan.
·         Penerimaan Rata-rata (Avarage Total Revenue)Average Total Revenue yang disingkat AR atau yang lebih dikenal sebagai penerimaan rata-rata yaitu adalah rata-rata penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, dan yang diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan jumlah satuan barang yang dijual.
·         Penerimaan Marginal (Marginal Revenue)Marginal Revenue yang disingkat MR atau juga bisa disebut dengan penerimaan marginal adalah suatu penambahan penerimaan atas TR sebagai akibat penambahan satu unti output.



BAB II
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Faktor produksi adalah sesuatu (dapat berupa barang, alat-alat, atau manusia) yang digunakan untuk menghasilkan barang atau menambah kegunaan pada barang.
1.      Faktor Internal Perusahaan

a)      Tujuan Pemasaran Perusahaan
b)      Strategi Bauran Pemasaran
c)      Biaya
d)     Organisasi

2.      Faktor Lingkungan Eksternal

a)      Sifat Pasar dan permintaan
b)      Pesaingan
c)      Unsur-unsur Lingkungan Eksternal Lainnya
Alam juga merupakan faktor produksi asal, sebab dari alamlah kemudian segala jenis kegiatan produksi berlangsung. Kelima Faktor Alam ini adalah :
a)      Tanah
b)      Air
c)      Sinar Matahari
d)     Udara
e)      Barang Tambang
Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani  yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli.
1.      Tenaga Kerja Menurut Kwalitas Tenaga Kerja
a)      Tenaga Kerja Terdidik
b)      Tenaga Kerja Terampil
c)      Tenaga Kerja Tidak Terdidik Dan Tidak Terlatih

2.      Tenaga Kerja Menurut Sifat Kerja
a)      Tenaga Kerja Rohani
b)      Tenaga Kerja Jasmani


DAFTAR PUSTAKA

Sa’dyah, C. 2009. Ekonomi 1 : Untuk Kelas X SMA dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 434.
Al arif,M.Nur Rianto dan Euis Amalia .2010.Teori Mikro Ekonomi.Jakarta:Kencana
Bangun,Wilson.2007.Teori Ekonomi Mikro.Bandung:Refika Aditama
Samuelson, 1989, h. 235
http://rizkypp-feb10.web.unair.ac.id (diakses tanggal 24 February 2014)
Garrison, Noreen, Brewer. Ch 2 - Managerial Accounting and Costs Concepts, pp 48
Garrison, Noreen, Brewer. Ch 2 - Managerial Accounting and Costs Concepts, pp 51



[1] Sa’dyah, C. 2009. Ekonomi 1 : Untuk Kelas X SMA dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 434.
[2] Al arif,M.Nur Rianto dan Euis Amalia .2010.Teori Mikro Ekonomi.Jakarta:Kencana
[5] Bangun,Wilson.2007.Teori Ekonomi Mikro.Bandung:Refika Aditama
[6] Samuelson, 1989, h. 235
[7] http://rizkypp-feb10.web.unair.ac.id (diakses tanggal 24 February 2014)
[8] Garrison, Noreen, Brewer. Ch 2 - Managerial Accounting and Costs Concepts, pp 48
[9] Garrison, Noreen, Brewer. Ch 2 - Managerial Accounting and Costs Concepts, pp 51

1 komentar:

  1. Your Affiliate Profit Machine is ready -

    And getting it running is as simple as 1--2--3!

    This is how it all works...

    STEP 1. Tell the system which affiliate products the system will promote
    STEP 2. Add PUSH button traffic (it LITERALLY takes JUST 2 minutes)
    STEP 3. Watch the system explode your list and sell your affiliate products on it's own!

    So, do you want to start making profits???

    You can test-drive the system for yourself risk free...

    BalasHapus