Senin, 07 Oktober 2013

Hutang Jangka Pendek

Kata Pengantar

Puji syukur kita curahkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kita banyak nikmat, nikmat yang tak terhingga banyaknya, Sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hutang Jangka Pendek” ini. Shalawat bertangkaikan salam kita junjung tinggikan ke Ruh Baginda Rasulullah SAW yang selalu kita harap – harapkan syafaatnya hingga di akhir kelak nanti.

            Terima kasih penyusun ucapkan kepada Ibu Dosen Pembimbing yang telah mempercayakan dan memberikan arahan, bimbingan, dan juga waktu dalam penyusunan dalam makalah ini. Tak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua rekan – rekan Mahasiswa dan juga semua pihak – pihak yang telah ikut membantu dalam penyusunan makalah ini.

            Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan juga kesalahan. Baik dalam pengejaan dan juga kesalahan – kesalahan lain. Mengingat akan pengetahuan penyusun yang masih terbatas. Ibarat kata pepatah “tak ada mawar yang tak berduri”. Oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritikan, saran, dan masukan – masukan yang bersifat membangun untuk memperbaiki makalah ini dan makalah – makalah berikutnya yang akan datang.

Wassalam,

                                                                                    Sibuhuan,      Oktober    2013
                                                                                    Penyusun,


                                                                                    Kelompok I



Daftar Isi

Kata Pengantar................................................................................................          i
Daftar Isi..........................................................................................................          ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................          1
  1. Latar Belakang.........................................................................................          1
  2. Tujuan Penulisan.......................................................................................          1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................          2
A.    Pengertian Utang Jangka Pendek........................................................................          2
1.      Hutang Wesel / Wesel Bayar............................................................          3
2.      Hutang Dagang................................................................................          4
3.      Hutang Pajak...................................................................................          5
4.      Bagian Kewajiban Jangka Panjang Yang Jatuh Tempo Satu
Tahun Mendatang............................................................................          6
B.     Pencatatan Gaji dan Pajak Gaji..........................................................................          7
1.      Elemen – Elemen Gaji......................................................................          7
2.      Perlakuan Akuntansi Atas Gaji.........................................................          9
3.      Prosedur Penggajian........................................................................          10

BAB III PENUTUP........................................................................................          13
A.    Kesimpulan.......................................................................................................          13
B.     Saran................................................................................................................          13
Daftar Pustaka...............................................................................................          14



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Utang perusahaan sangatlah penting untuk diketahui jumlahnya karena menyangkut kewajiban - kewajiban Yang harus dipenuhi oleh perusahaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu perlu mengetahui bagaimana karakteristik dari masing – masing utang perusahaan tersebut. Utang dalam akuntansi dapat didefinisikan sebagai “Pengorbanan manfaat ekonomi di masa yang akan datang yang mungkin terjadi akibat kewajiban suatu badan usaha pada masa kini untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa pada badan usaha lain di masa yang akan datang sebagai akibat transaksi atau kejadian di masa lalu”.(FASB, Conccepts no 3 Op,cit hal 3090).

Utang – utang yang merupakan kewajiban suatu perusahaan dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:
1)      utang jangka pendek
2)      utang jangka panjang
Pengelompokkan utang didasarkan pada jangka waktu pembayaran utang. Namun siklus usaha perusahaan berbeda-beda, batasan yang digunakan kurang memenuhi oleh karena itu batasan yang digunakan berubah menjadi: “Suatu kewajiban akan dikelompokkan sebagai utang jangka pendek apabila pelunasannya akan dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber aktiva lancar atau dengan menimbulkan utang jangka pendek yang baru”.

B.     Tujuan Penulisan

Adapun tujuan kami dalam penulisan makalah ini adalah untuk memaparkan pembahasan materi tentang Utang Jangka Pendek. Selain itu kami juga bertujuan untuk melengkapi tugas yang diberikan oleh Ibu Dosen Mata Kuliah Akuntansi Satu dengan Judul Hutang Jangka Pendek.[1]


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Utang Jangka Pendek

Utang jangka pendek disebut juga utang lancar yaitu utang yang diharapkan akan dilunasi dalam jangka waktu pendek atau dalam jangaka satu periode akuntansi.[2]

Hutang yang pelunasannya dengen menggunakan sumber–sumber aktiva lancar atau dengan menciptakan hutang lancar baru. Penyelesaian satu hutang jangka pendek (hutang lancar) biasanya memerlukan demakaian harta lancar. Perbandingan antara harta lancar terhadap hutang jangka pendek (hutang lancar) dikenal sebagai “rasio lancar” atau “current ratio“. Rasio ini merupakan suatu ukuran yang berguna bagi para pengusaha untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang-hutang jangka pendek. Perusahaan yang memiliki hutang lancar lebih besar dari harta lancar berada dalam posisi yang mengkhawatirkan karena terdapat kemungkinan bahwa utang tersebut tidak akan dapat dilunasi.

Hutang yang harus dilunasi dalam jangka waktu pendek, paling lama satu tahun sesudah tanggal neraca, atau harus dilunasi dalam jangka waktu satu siklus operasi normal perusahaan yang bersangkutan (tergantung mana yang lebih panjang). Yang dimaksud dengan satu siklus operasi normal adalah waktu yang diperlukan agar uang kontan dapat diubah menjadi persediaan barang, persediaan barang diubah menjadi piutang usaha dan akhirnya piutang usaha diubah menjadi uang kontan kembali. Siklus operasi normal dari masing-masing perusahaan memerlukan jangka waktu yang berbeda-beda, mulai dari kurang dari satu tahun,  satu tahun, tetapi ada juga yang lebih dari satu tahun. Perbedaan ini menyebabkan batasan hutang lancar seperti tersebut di atas dianggap kurang tepat oleh banyak perusahaan.[3]

Yang termasuk utang lancar, antara lain : Utang Usaha, utang wesel, utang deviden, uang muka penjualan pungutan pihak ketiga, biaya yang harus dibayar, utang pajak, utang bersyarat, biaya jaminan, penawaran promosi, utang jaminan kemasan.

1.      Utang Wesel / Wesel Bayar

Utang wesel adalah kewajiban berupa janji tertulis untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu di masa yang akan datang kepada pihak lain yang timbul akibat pembelian barang/jasa, transaksi pinjaman, atau utang jangka panjang yang segera jatuh tempo.[4]

Utang Wesel merupakan utang yang didukung dengan adanya surat pengakuan utang atau surat pernyataan kesediaan untuk membayar yang ditandatangani oleh si debitur itu sendiri. Jumlah utang wesel yang terjadi dicatat kedalam rekening utang wesel.

Wesel ada dua jenis, yaitu wesel tidak berbunga dan wesel  berbunga.
a.       Wesel Tidak Berbunga ( Discount On Notes Receivable).
Adalah wesel yang tidak dibebani bunga, sehingga pada tanggal jatuh tempo, debitor hanya membayar jumlah nominal wesel kepada pemegangnya.

Contoh:
Tanggal 1 Maret 2008 Tuan Maringgih menarik wesel sejumlah Rp 25.000.000 kepada CV. Lestari yang jatuh temponya tanggal 1 Juli 2008. Pada tanggal 4 Maret 2008 wesel tersebut didiskontokan ke BNI dengan bunga diskonto 18 % / tahun dan dipotonga administrasi Rp 5.000.
Pertanyaan:
a. Jumlah yang harus dibayar CV. Lestari pada tanggal jatuh tempo.
b. Nilai tunai wesel yang diterima Tuan Maringgih pada tanggal 4 Maret 2008.

Jawab :
a) Jumlah yang harus dibayar pada tanggal jatuh tempo adalah sebesar Rp 25.000.000
b) Nilai Tunai = Nilai Nominal - Diskonto - Biaya Administrasi.
Hari diskonto : 4 Maret 2008 s/d 1 Juli 2008 adalah:
    Maret    31 - 3   = 28 hari
    April                  = 30 hari
    Mei                   = 31 hari
    Juni                    = 30 hari
  Jumlah                 = 119 hari
Diskonto  = ( 25.000.000 X 18 X 119) : ( 100 X 360) = Rp. 1.487.500
Jadi nilai tunai wesel = 25.000.000 - 1.487.000 - 5.000 = Rp 23.507.500

b.      Wesel Berbunga (Interest Bearing Notes)
Yaitu wesel yang disertai beban bunga, sehingga pada tanggal jatuh tempo debitor harus membayar jumlah nominal ditambah bunga wesel.

Contoh:
Tanggal 3 Maret 2009 Ny. Rani menarik wesel sejumlah Rp 30.000.000 dengan bunga 20% per tahun kepada Fa. Curut yang jatuh tempo 1 Juli 2009. Pada tanggal 2 April 2009 wesel tersebut di diskontokan pada Bank Mandiri dengan diskonto 18% pertahun .
Pertanyaan :
a) Jumlah uang yang dibayar  Fa. Curut pada saat jatuh tempo.
b) Nilai tunai yang diterima Ny. Rani pada tanggal  2 April 2009.
Jawab:

a. Nilai nominal wesel  Rp 30.000.000
Hari bunga  3 Maret s/d 1 Juli 2009 = 120 hari
Bunga (30.000.000 X 20 X 120 ) : ( 100 X 360) = 2.000.000
Nilai Wesel tanggal 1 Juli 2009 adalah Rp 30.000.000 + Rp 2.000.000 = Rp 32.000.000

b. Hari diskonto:
    April 30 - 1 = 29 hari
    Mei             = 31 hari
    Juni             = 30 hari
    Jumlah        = 90 hari
Jadi  diskonto = ( 32.000.000 X 18 X 90) : (100 X 360) = 1.440.000
Nilai wesel pada tanggal 2 April 2009 adalah (Rp 32.000.000 - Rp1.440.000) = Rp 30.560.000

2.      Hutang Dagang

Utang dagang yaitu utang yang timbul dari pembelian barang – barang dagangan atau jasa. Dalam menentukan jumlah utang jangka pendek perlu diperhitungkan utang atas barang – barang yang dibeli yang masih dalam perjalanan. Pencatatan utang atas pembelian barang yang masih dalam perjalanan harus mempertimbangkan syarat pengirimannya.
Contoh:
1)      Pada tanggal 21 Juni 2006 PD Nusa Lestari membeli barang dagangan pada PD Rinjani seharga Rp. 8.200.000,00 faktur no 411 syarat pembayaran 2/10,n/30. Transaksi ini akan dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
2006 Juni 21
Pembelian
Rp. 8.200.000,00


Utang dagang

Rp. 8.200.000,00









3.      Hutang Pajak

Utang pajak adalah dana yang dikumpulkan untuk pihak ketiga yang timbul karena perusahaan memungut kas dari pihak tertentu (misalnya pegawai atau pelanggan) atas nama pihak ketiga. Penyajian ikhtisar utang pajak yang baik dan teratur akan mempermudah penelitian atas kewajiban pajak dan pemenuhannya. Utang pajak yang dimaksud dapat mencakup hal-hal sebagai berikut:
Ø  Utang pajak penghasilan yang dibayar sendiri (PPh Pasal 25 dan 29)
Ø  Utang pajak penghasilan yang dipungut atau dipotong dari pihak ketiga (PPh Pasal 21, 22, dan 23)
Ø  Utang pajak yang wajib dipungut atau dipotong dari pihak ketiga (PPh Pasal 21, 22, 23 dan 26)
Ø  Utang PPn dan PPnBM
Ø    Utang PBB

Contoh Utang Pajak Penghasilan :[5]

Tanggal
Nama
Jumlah
Debet
Kredit
25/12/07
Biaya gaji & Upah
100.000.000


Utang PPh karyawan

7.500.000

Kas

92.500.000
10/01/08
Utang PPh Karyawan
7.500.000


Kas

7.500.000

Setiap pembayaran gaji pegawai dipotong 10% sebagai pajak penghasilan pegawai yang nantinya akan disetorkan ke kas negara. Jika gaji pegawai bulan Desember  2004 sebesar Rp 1.500.000 maka jurnal yang dibuat sebagai berikut:[6]

Gaji dan Upah                                              Rp 1.500.000
                      Utang PPh                                                       Rp   150.000
                      Kas                                                                  Rp 1.350.000
Contoh Utang PPN:
Penjualan bulan Desember 2004 sebesar Rp 25.000.000 termasuk PPN 10% maka jurnal yang dibuat sebagai berikut:

Kas                                                                Rp 25.000.000
          Utang PPN                                                                  Rp  2.500.000
          Penjualan                                                                     Rp 22.500.000

4.      Bagian Kewajiban Jangka Panjang Yang Jatuh Tempo Satu Tahun Mendatang
Saldo normal untuk perkiraan Bagian Lancar Utang Jangka Panjang adalah kredit. Perkiraan Bagian Lancar Utang Jangka Panjang dikredit sebesar pinjaman yang jatuh tempo pada saat dilakukan reklasifikasi, dan didebet sebesar jumlah yang dibayar pada saat dilakukan pelunasan. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang dibukukan sebesar nilai nominal. Utang dalam valuta asing dikonversikan ke rupiah berdasarkan kurs tengah BI pada saat transaksi. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang diakui pada saat pembayaran jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan melalui reklasifikasi.[7]

1) Jurnal pada saat reklasifikasi dari perkiraan Utang Jangka Panjang:
No. Perkiraan
Nama Perkiraan
Debet
Kredit

Utang Jangka Panjang
---



Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Panjang

---






No. Perkiraan
Nama Perkiraan
Debet
Kredit

Dana yang harus disediakan untuk pembayaran
Utang Jangka Pendek
---



Bagian Lancar Utang Jangka Panjang

---





(Catatan: Buku Pembantu Utang Jangka Panjang untuk setiap kreditur (seri) perlu diselenggarakan untuk mengidentifikasi sumber pinjaman)
2) Jurnal pada saat pembayaran:
No. Perkiraan
Nama Perkiraan
Debet
Kredit

Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri
---



Piutang dari KUN

---






No. Perkiraan
Nama Perkiraan
Debet
Kredit

Utang Jangka Panjang
---



Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Panjang

---







B.     Pencatatan Gaji dan Pajak Gaji

Gaji yang bahasa inggrisnya payroll, adalah imbalan yang diberikan oleh pihak yang mempekerjakan kepada pihak pekerja, dalam hubungan yang relatif tetap, maupun dalam bentuk kontrak. Besarnya Gaji biasanya sudah ditentukan pada saat kesepakatan kerja dilakukan, dan tidak akan berubah sampai dengan adanya kesepakatan baru. Nilainya relatif tetap.
Karyawan sensitive terhadap kesalahan dan ketidakteraturan dalam hal pembayaran gaji. Mempertahankan moral karyawan yang baik membutuhkan pembayaran gaji yang tepat waktu, dengan dasar yang akurat. Kedua, pembayaran gaji bergantung pada berbagai peraturan pemerintah pusat dan local. Ketiga, gaji dan pajak pennghasilan terkait memiliki pengaruh signifikan terhadap laba bersih bagi kebanyakan perusahaan. Meskipun besarnya beban gaji sangat bervariasi, biasanya gaji dan beban yang terkait dengan gaji jumlahnya mendekati sepertiga pendapatan perusahaan.[8]

1.      Elemen - Elemen Gaji

Walaupun begitu banyak variasi elemen yang ada pada biaya gaji, akan tetapi pada garis besarnya ada 4 elemen dasar dan 2 elemen tambahan, yang terdiri dari :

a)      Gaji Pokok
Gaji Pokok merupakan elemen utama, yang dijadikan dasar pertimbangan mengapa gaji digolongkan kedalam kelompok biaya operasional. Dimana nilainya relatif tetap (paling tidak untuk satu tahun buku). Besarnya nilai pada elemen ini tentunya bervariasi sesuai dengan kemampuan perusahaan, jabatan, masa kerja. Semakin tinggi kemampuan perusahaan, biasanya juga akan menentukan nilai gaji pokok yang relatif lebih tinggi, semakin tinggi suatu jabatan semakin tinggi juga gaji pokoknya, semakin lama masa kerjanya maka kemungkinan kenaikan gaji akan semakin luas yang nantinya berakumulasi menjadi peningkatan nilai dari gaji pokoknya.
b)      Lembur
Kebijakan mengenai lembur tidaklah sama antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain. Akan tetapi, pada umumnya lembur biasanya diberikan hanya pada pegawai di tingkatan (level) tertentu saja, yaitu staf (bukan manajer).

c)      Tunjangan-Tunjangan
Ada berbagai macam jenis tunjangan, dimana dalam pelaksanaannya sangat tergantung dari kemampuan perusahaan.
Ø  Tunjangan Jabatan
Jenis tunjangan ini melekat pada suatu jabatan tertentu. Semakin tinggi suatu jabatan, tunjangan inipun semakin tinggi (sampai pada batas tertentu).
Ø  Tunjangan Kesehatan
Tunjangan kesehatan tergolong tunjangan yang paling banyak disediakan oleh perusahaan setelah tunjangan jabatan. Dalam praktiknya tunjangan kesehatan ini diberikan dalam bentuk yang berbeda-beda. Misalnya ; Penggantian biaya kesehatan, pembebasan biaya pembelian obat, dan lain sebagainya.
Ø  Tunjangan Asuransi
Tunjangan asuransi yang paling lumrah dipakai di Indonesia adalah produk-produk asuransi yang disediakan oleh PT. Jamsostek (Persero)
Ø  Dan Tunjangan lain (yang bervariasi dan tidak umum dipakai)

d)     Potongan – Potongan
Potongan atas Gaji yang paling dasar adalah potongan Pajak Penghasilan (PPh), Premi asuransi yang ditanggung oleh pegawai,[9]

e)      Bonus & Insentif
Bonus & insentif merupakan elemen tambahan, biasanya disediakan oleh jenis perusahaan tertentu dan untuk pegawai tertentu saja, yaitu distributor, bank, finance dan perusahaan sejenis yang operasionalnya berorientasikan target. Elemen ini nilainya tidak tetap.

2.      Perlakuan Akuntansi atas Gaji

a)      Penilaian (Penghitungan Gaji)
Gaji dihitung dengan memformulasikan elemen-elemen yang ada pada gaji. Dari semua elemen yang ada, hanya elemen potongan lah yang menjadi factor pengurang besarnya nilai gaji. Sedangkan elemen lainnya merupakan faktor penambah besarnya nilai Gaji.

Gaji dapat diformulasikan sebagai berikut :

[Gaji Pokok] + [Lembur] + [Tunjangan] - [Potongan] + [Bonus/Insentif]

Dengan formula ini, besarnya biaya gaji yang akan timbul dapat ditentukan.

b)      Pengakuan Atas Gaji
Gaji yang dibayarkan dengan system transfer diakui apada saat transfer dilaksanakan, gaji yang dibayarkan dengan menggunakan check diakui pada saat check tersebut dicairkan oleh penerima gaji, sedangkan gaji yang dibayarkan dalam bentuk tunai (cash) diakui pada saat gaji diserahkan. Besarnya biaya gaji yang diakui adalah sebesar nilai hasil formulasi di atas.

c)      Pencatatan (Jurnal Penggajian)
Gaji dicatat pada saat pengakuannya, yaitu : sesuai tanggal yang tertera di slip transfer, di slip gaji, tanggal check (tergantung bentuk gaji yang diberikan).
Adapun jurnal atas gaji adalah sebagai berikut :

Pada saat penggajian :
Debit : Biaya Gaji
Kredit : Kas dan Utang PPh

Contoh :
Biaya Gaji (Debit) : Rp 100,000,000,-
Kas (Kredit) : Rp 90,000,000,-
Utang PPh Pasal 21 (Kredit) : Rp 10,000,000,-

Pada saat penyetoran PPh :
Utang PPh Pasal 21 (Debit) : Rp 10,000,000
Kas (Kredit) : Rp 10,000,000

d)     Pelaporan Gaji
Pada Laporan Rugi Laba, Gaji termasuk di dalam kelompok besar biaya operasional dan dinyatakan di dalam akun Biaya Gaji, yang nantinya akan mempengaruhi besar-kecilnya laba atau rugi perusahaan. Pernyataan Laba rugi akan memberi kontribusi terhadap Akun laba ditahan (retained earning) pada Neraca.

3.      Prosedur Penggajian

a)      Penghitungan Gaji
Penghitungan gaji didahului oleh pengumpulan data-data yang nantinya akan dijadikan dasar perhitungan. Sumber data penghitungan gaji berasal dari bagian personalia yang seharusnya diserahkan begitu tutup buku penggajian dilakukan (biasanya 1 minggu sebelum tanggal penggajian). Adapun data-data yang diperlukan yaitu :

Untuk menentukan besarnya Gaji Pokok, Tunjangan dan Potongan : Daftar Karyawan (lengkap dengan jabatan dan masa kerjanya), daftar absensi, daftar cuti, daftar libur berbayar.
Untuk menentukan Bonus atau insentif : Daftar yang dijadikan dasar perhitungan (Daftar Penjualan dari masing-masing salesman). Formula yang dipakai adalah seperti yang telah disebutkan pada sub pokok bahasan di atas. Setelah perhitungan selesai dilakukan, hendaknya dilakukan pemeriksaan dan penelitian kembali sebelum dimintakan persetujuan kepada Manajer Personalia.[10]

b)      Persetujuan Gaji
Daftar Gaji diajukan oleh Manajer Personalia kepada Direktur, dengan tembusan kepada General Manager dan atau Financial Controller. Financial Controller maupun General Manager akan melakukan penelitian baik itu secara mengkhusu dan terperinci maupun umum, yang sangat tergantung dari Daftar Gaji yang diajukan (apakah daftar gaji itu dinilai wajar atau tidak). Setelah diteliti, jika dapat disetujui maka Financial Controller atau General Manager akan memberikan rekomendasi kepada direktur untuk disetujui, Sedangkan jika dianggap tidak wajar, maka Financial Controller atau General Manager berhak untuk menahannya sampai dijelaskan dan atau dilakukan perbaikan-perbaikan seperlunya.

c)      Permintaan Kas untuk Penggajian
Dalam hal Daftar Gaji disetujui dan telah disahkan, maka daftar Gaji tersebut akan diserahkan kepada Bagian Accounting sebagai dasar untuk permintaan kas penggajian. Bagian Accounting akan menyiapkan Kas sesuai dengan permintaan. Permintaan Kas disertai daftar gaji yang telah disahkan hendaknya telah diterima selambat-lambatnya 2 hari sebelum tanggal penggajian. Untuk gaji yang akan dibayarkan dalam bentuk tunai, akan dibuatkan 1 check tunai saja untuk semuanya. Untuk gaji yang dibayarkan dalam bentuk check, akan dibuatkan check masin-masing untuk satu karyawan. Sedangkan untuk gaji yang dibayarkan melalui transfer, maka akan disiapkan satu daftar perintah transfer kepada bank.

d)     Pembagian Gaji
Gaji dibagikan atau ditransfer tepat pada tanggal pengajian, dibagikan oleh kasir perusahaan, disaksikan oleh staf personalia. Diawasi oleh Chief Accounting dan Manajer Personalia. Hal ini penting, agar jika diperlukan dapat memberikan penjelasan yang sesuai kepada pegawai yang membutuhkan penjelasan.



e)      Pencatatan Penggajian
Setelah pembayaran gaji selesai dilaksanakan, maka Book Keeper akan melakukan pencatatan dengan memposting ayat-ayat jurnal yang sesuai (lihat di sub pokok pembahasan sebelumnya).

f)       Pemeriksaan Penggajian
Proses selanjutnya adalah proses pemeriksaan. Pemeriksaan akan dilakukan oleh Financial Controller. Adapun pemeriksaan yang dilakukan, yaitu dengan membandingkan antara daftar gaji yang telah desetujui dengan pengeluaran kas, Slip Gaji, sisa fisik uang yang masih ada di kasir, Bukti pemotongan PPh Pasal 21, untuk kemudian dibandingkan dengan General Ledger Detail yang di print-out oleh Book Keeper. Apabila tidak ditemukan kesalahan atau ketidak wajaran, maka Financial Controller akan membuat pernyataan wajar atas penggajian tersebut, sekaligus memberikan ijin untuk ditutup.

g)      Penutupan dan Arsip Penggajian
Proses akhir dari penggajian adalah penutupan, dimana penutupan dilakukan apabila pemeriksaan telah selesai dilaksanakan oleh Financial Controller. Selanjutnya semua bukti yang terkait dengan penggajian (Daftar Gaji, Slip Gaji, Bukti Tranfer, Bonggol Check dan Print Out General Ledger Detail yang disahkan oleh Financial Controller) diarsipkan ke dalam masing-masing binder yang telah ditentukan.[11]



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Utang dalam akuntansi dapat didefinisikan sebagai “Pengorbanan manfaat ekonomi di masa yang akan datang yang mungkin terjadi akibat kewajiban suatu badan usaha pada masa kini untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa pada badan usaha lain di masa yang akan datang sebagai akibat transaksi atau kejadian di masa lalu”.(FASB, Conccepts no 3 Op,cit hal 3090).

Yang termasuk utang lancar, antara lain : Utang Usaha, utang wesel, utang deviden, uang muka penjualan pungutan pihak ketiga, biaya yang harus dibayar, utang pajak, utang bersyarat, biaya jaminan, penawaran promosi, utang jaminan kemasan.

Utang Wesel merupakan utang yang didukung dengan adanya surat pengakuan utang atau surat pernyataan kesediaan untuk membayar yang ditandatangani oleh si debitur itu sendiri. Utang dagang yaitu utang yang timbul dari pembelian barang – barang dagangan atau jasa. Utang pajak adalah dana yang dikumpulkan untuk pihak ketiga yang timbul karena perusahaan memungut kas dari pihak tertentu (misalnya pegawai atau pelanggan) atas nama pihak ketiga.

B.     Saran

Semoga dengan adanya makalah ini maka akan menambah minat para Mahasiswa / i untuk membaca, membahas, dan mempelajari lebih dalam lagi tentang materi Hutang Jangka Pendek. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya yang telah membaca dan kami selaku penyusun makalah ini.







Daftar Pustaka
·         Baridwan, Zaki. 1999. Hutang Jangka Pendek.Yogyakarta: BPFE
http://riringadisbanjar.blogspot.com/2010/12/akuntansi-utang-jangka-pendek.html
·         Jusup, Haryono. 2001. Dasar-dasar Akuntansi. Yogyakarta:STIE YKPN.
·         Kusnadi, dkk. 2000. Pengantar Akuntansi Keuangan. Jakarta: PT. Grafindo.
http://riringadisbanjar.blogspot.com/2010/12/akuntansi-utang-jangka-pendek.html
·         Marom, Chairul. 2002. Sistem Akuntansi Perusahaan Dagang. Jakarta: PT. Grafindo.
http://putra-finance-accounting-taxation.blogspot.com/2007/10/gaji.html





[1] http://riringadisbanjar.blogspot.com/2010/12/akuntansi-utang-jangka-pendek.html
[2] Baridwan, Zaki. 1999. Hutang Jangka Pendek.Yogyakarta: BPFE
[3] http://riringadisbanjar.blogspot.com/2010/12/akuntansi-utang-jangka-pendek.html
[4] Jusup, Haryono. 2001. Dasar-dasar Akuntansi. Yogyakarta:STIE YKPN.
[5] Kusnadi, dkk. 2000. Pengantar Akuntansi Keuangan. Jakarta: PT. Grafindo.
[7] http://riringadisbanjar.blogspot.com/2010/12/akuntansi-utang-jangka-pendek.html
[8] Marom, Chairul. 2002. Sistem Akuntansi Perusahaan Dagang. Jakarta: PT. Grafindo.
[9] http://ziajaljayo.blogspot.com/2012/02/timbul-dan-berakhirnya-utang-pajak.html
[10] http://dendyraharjo.blogspot.com/2013/05/akuntansi-pajak-terhadap-hutang-dan_4959.html
[11] http://putra-finance-accounting-taxation.blogspot.com/2007/10/gaji.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar