Senin, 07 Oktober 2013

Pengantar Bisnis

BAB I
PENDAHULUAN
Setiap manusia di dunia ini pasti menginginkan kesuksesan dalam dirinya. Tetapi kadang kala orang tersebut tidak mengerti sukses itu dari mana datangnya dan berharap sukses itu datang dari langit. Pada saat sekarang ini terlebih pada dunia anak muda dimana mereka bisa mengembangkan dirinya untuk berbisnis sehingga mereka bisa mencapai keksuksesan yang mereka inginkan. Tetapi malah sebaliknya, saat sekarang ini tidak banyak anak muda yang hanya hidupnya tinggal senang dan hidup enak. Terkadang mereka tidak menyadari dari mana hidup enak yang mereka dapatkan yang hanya difikirkan adalah kesenangan yang mereka rasakan saat itu juga. Tetapi  mereka beranggapan bahwa hidup di usia muda tidak untuk berkerja apalagi untuk berbisnis.  Sebenarnya anak muda bisa mengembangkan dirinya dengan berbisnis apa saja yang bisa mereka lakukan untuk dapat melakukan kegiatan yang bermanfaat dalam hidupnya dan siap untuk menyonsong masa depan yang mereka inginkan.  
Dapat kita cerna lagi bahwa belajar bisnis di usia muda adalah hal yang sangat bermanfaat demi kelangsungan masa depan para remaja dimana di usia saat sekarang ini lah fisik kita mendukung untuk melekukan aktifitas seperti berbisnis.  Contohnya saja dunia bisnis yang dapat digeluti oleh para pelajar atau anak muda sekarang adalah jualan pulsa yang bisa dilakukan dimana saja. Itu adalah salah satu contoh bisnis yang sangat mudah untuk dilakukan oleh setiap orang. Sebagai contoh lainnya adalah bagi seorang anak muda yang pandai dalam mengolah bahan-bahan bekas atau mendaur ulang barang bekas dapat melakukan bisnis dengan hasil karya yang telah diolah dan menjual pada kosumen, itu juga dapat dijadikan suatu bisnis yng dapat dilakukan oleh anak muda yang mempunyai keahlian yang dalam bidang tersebut.
Kita sebagai anak muda, sebagai generasi penerus bangsa dapat berfikir secara kritis harus mempunyai semangat untuk memulai bisnis di usia muda gimana pun caranya kita dapat melakukan suatu bisnis. Dengan bisnis juga kita dapat mengembangkan diri dan bakat yang kita miliki yang sebelumnya di pendam dalam diri. Jadi belum terlambat buat generasi sekarang ini untuk melakukan bisnis karena tidak ada kata terlambat dalam mencapai kesuksesan. Kita juga dapat mencontoh orang-orang yang terlebih dahulu sukses dalam menjalankan bisnis seperti memiliki suatu perusahaan yang sangat berkembang  agar kita termotivasi untuk menyonsong masa depan yang cermelang.

BAB II

FILOSOFI BISNIS RASULULLAH SAW

Nabi Muhammad SAW yang selama ini kita kenal sebagai pemimpi besar umat islam, tak hanya dikenal dalam hal ibadah atau penyebaran agama islam saja. Namun, ada satu sisi yang sedikit terluput begitu kita memandang sosok beliau sebagai seorang manusia yaitu sisi ekonomi dan bisnis beliau.
Terlahir sebagai anak yang mengemban tugas mulia, beliau sudah ditinggalkan ayahnya sewaktu beliau belum lahir. Musibah itu kemudian datang lagi dengan meninggalnya ibunda beliau pada saat beliau berusia 6 tahun ketika masih membutuhkan kasih sayang dari sang ibunda. Bayangkan saja anak sekecil itu harus berlaga dengan kehidupan padang pasir yang keras. Singkat cerita, diasuhlah si cilik Muhammad oleh pamannya Abu thalib. Saat itu kondisi sang paman juga mempunyai banyak tanggungan. Kehadiran Nabi Muhammad SAW, otomatis menjadi beban juga bagi keluarga pamannya. Melihat kondisi tersebut, beliau memutuskan untuk bekerja sendiri dan berdagang.
Pada awalnya, beliau berdagang ikut dengan pamannya berdagang ke negeri Syam. Kemanapun dibawa pamannya berdagang, beliau senantiasa ikut. Beliau mengambil barang dagangan yang tidak ada di Mekah dari lur Mekah dan kemudian menjualnya di Mekah. Beliau belajar cara berdagang langsung dari pamannya. Begitulah, negeri demi negeri dilewati mengarungi padang pasir yang tandus demi menghidupi diri sendiri dan tidak ingin menjadi beban bagi orang lain.
Sampai suatu saat, pada usia yang belum genap 25 tahun, Nabi Muhammad dipercaya memgang bisnis dalam skala besar oleh Khadijah, seorang bangsawan Mekah saat itu. Seorang kaya raya yang kemudian mempercayakan barang daganganya pada Nabi Muhammad. Dengan bermodalkan kejujuran dalam berdagang, keuntungan yang didapatkan berlimpah ruah.
Nabi Muhammad akhirnya menikah dengan Khadijah dengan mahar 100 ekor unta merah. Konon kabarnya, si unta merah adalah kendaraan paling bergengsi saat itu di kota Mekah. Kalau, di Indonesia sekelas BMW berarti jika dinominalkan saat ini adalah setara dengan seratus mobil BMW.


            Ada beberapa prinsip dan konsep yang melatarbelakangi keberhasilan Rasulullah SAW dalam bisnis, prinsip-prinsip itu intinya merupakan fundamental Human Etic atau sikap-sikap dasar manusiawi yang menunjang keberhasilan seseorang. Menurut Abu Mukhaladun (1994:14-15) bahwa prinsip-prinsip Rasulullah meliputi Shiddiq, Amanah dan fathanah. Prinsip-prinsip itu adalah:
1. Shiddiq
Rasulullah telah melarang pebisnis melakukan perbuatan yang tidak baik, seperti beberapa hal dibawah ini.
a. Larangan tidak menepati janji yang telah disepakati.
Ubadah bin Al Samit menyatakan bahwa Nabi SAW bersabda: “berikanlah kepadaku enam jaminan dari kamu, aku menjamin surga untuk kamu: 1) berlaku benar manakala kamu berbicara, 2) tepatlah manakala kamu berjanji (HR. Imam Ahmad)
b. Larangan menutupi cacat atau aib barang yang dijual.
Tidak halal bagi seseorang menjual sesuatu, melainkan hendaknya dia menerangkan kekurangan (cacat) yang ada pada barang itu. (HR. Ahmad )
c. Larangan membeli barang dari orang awam sebelum masuk ke pasar.
Rasulullah telah melarang perhadangan barang yang dibawa (dari luar kota). Apabila seseorang menghadang lalu membelinya maka pemilik barang ada hak khiyar (menuntut balik/membatalkan) apabila ia telah sampai ke pasar (dan merasa tertipu).
Rasulullah telah melarang membeli barang dari orang luar atau desa dikarenakan akan terjadi ketidakpuasan, di mana pembeli akan membeli dengan harga rendah dan akan dijual di pasar dengan harga tinggi sehingga pembeli akan memperoleh untung yang banyak. Hal ini merupakan penipuan, padahal Rasulullah melarang bisnis yang ada unsur penipuannya.
            Apabila sikap Shiddiq dilakukan oleh pelaku bisnis maka praktek bisnis jahiliyah tidak akan terjadi, perbuatan penipuan dan sebagainya akan terhapus.
2. Amanah
Amanah berarti tidak mengurangi apa-apa yang tidak boleh dikurangi dan sebaliknya tidak boleh ditambah, dalam hal in termasuk juga tidak menambah harga jual yang telah ditentukan kecuali atas pengetahuan pemilik barang. Maka seorang yang diberi Amanah harus benar-benar menjaga dan memegang Amanah tersebut.

Rasulullah memerintahkan setiap muslim untuk selalu menjaga Amanah yang diberikan kepadanya. Sabda Nabi akan hal ini yang artinya:
“Tunaikanlah amanat terhadap orang yang mengamanatimu dan janganlah berkhianat terhadap orang yang mengkhianatimu. (HR. Ahmad dan Abu Dawud ).”
Ubadah bin Al Samit menyatakan bahwa Nabi SAW bersabda: “berikanlah kepadaku enam jaminan dari diri kamu, aku menjamin surga untuk kamu: 1) berlaku benar apabila kamu berbicara, 2) tepatlah manakala kamu berjanji, 3) Tunaikanlah manakala kamu diamanahkan, 4) pejamkanlah mata kamu (dari yang di tengah), 5) peliharalah faraj kamu, 6) tahanlah tangan kamu”. (HR. Imam Ahmad).
Seseorang yang melanggar Amanah digambarkan oleh Rasulullah sebagai orang yang tidak beriman. Bahkan lebih jauh lagi, Digambarkan sebagai orang munafik.
“Tanda orang munafik itu ada tiga macam: jika berbicara, ia berdusta; jika berjanji, ia mengingkari; dan jika diberi kepercayaan, dia khianat. (HR. Ahmad)”
Sikap Amanah mutlak harus dimiliki oleh seorang pebisnis muslim. Sikap Amanah diantaranya tidak melakukan penipuan, memakan riba, tidak menzalimi, tidak melakukan suap, tidak memberikan hadiah yang diharamkan, dan tidak memberikan komisi yang diharamkan.
a. Larangan memakan riba
Beliau (Nabi SAW) melaknat orang yang memakan riba, orang yang menyerahkannya, para saksi serta pencatatnya. (HR. Ibnu Majah dari Ibnu Mas’ud)
b. Larangan melakukan tindak kezaliman
Seorang muslim terhadap sesama muslim adalah haram: harta bendanya, kehormatannya, dan jiwanya. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
c. Larangan melakukan suap
Laknat Allah terhadap penyuap dan penerima suap di dalam kekuasaan. (HR. Imam Abu Dawud dari Hurairah)
d. Larangan memberikan hadiah haram
Hadiah yang diberikan pada penguasa adalah ghulul (perbuatan curang). (HR. Imam Ahmad dan Al-Baihaqi dari Abu Hamid As-Sunnah Saidi dari ‘Ibbadh)




e. Larangan memberikan komisi yang haram
Rasulullah mengutusku ka Yaman (sebagai penguasa daerah). Setelah aku berangkat, beliau SAW, mengutus orang menyusulku. Aku pulang kembali. Rasulullah SAW, bertanya kepadaku, “tahukah engkau, mengapa kau mengutus orang menyusulmu? “janganlah engkau mengambil sesuatu untuk kepentinganmu sendiri tanpa seizinku. (jika hal itu kamu lakukan) itu merupakan kecurangan, dan barang siapa berbuat curang pada hari kiamat kelak dibangkitkan dalam keadaan memikul beban kecurangannya. Untuk itulah, engkau aku panggil dan sekarang berangkatlah untuk melakukan tugas pekerjaanmu. (HR. Imam Tirmidzi dari Mu’adz bin Jabal r.a,)
Barang siapa yang kami pekerjakan untuk melakukan tugas dan kepadaNya kami telah berikan rizki (yakni imbalan atas jerih payahnya) maka apa yang diambil olehnya selain itu adalah suatu kecurangan. (HR. Imam Abu Dawud)
Sikap amanah mutlak harus dimiliki oleh seorang pebisnis muslim. Sikap itu bisa dimiliki jika dia selalu menyadari bahwa apapun aktivitas yang dilakukan termasuk pada saat ia bekerja selalu diketahui oleh Allah SWT. Sikap amanah dapat diperkuat jika dia selalu meningkatkan pemahaman Islamnya dan istiqamah menjalankan syariat Islam. Sikap amanah juga dapat dibangun dengan jalan saling menasehati dalam kebajikan serta mencegah berbagai penyimpangan yang terjadi. Sikap amanh akan memberikan dampak positif bagi diri pelaku, perusahaan, masyarakat, bahkan negara. Sebaliknya sikap tidak amanah (khianat) tentu saja akan berdampak buruk.
3. Fathanah
Fathanah berarti cakap atau cerdas. Dalam hal ini Fathanah meliputi dua unsur, yaitu:
a. Fathanah dalam hal administrasi/manajemen dagang, artinya hal-hal yang berkenaan dengan aktivitas harus dicatat atau dibukukan secara rapi agar tetap bisa menjaga Amanah dan sifat shiddiqnya.
b. Fathanah dalam hal menangkap selera pembeli yang berkaitan dengan barang maupun harta. Dalam hal fathanah ini Rasulullah mencontohkan tidak mengambil untung yang terlalu tinggi dibanding dengan saudagar lainya. Sehingga barang beliau cepat laku. (Abu Mukhaladun, 1999: 15, syeikh Abod dan Zambry Abdul Kadir 1991:288). Dengan demikian fathanah di sini berkaitan dengan strategi pemasaran (kiat membangun citra) yang didasarkan kepada sidiq dan amanah.


BAB III
PENTINGNYA GAYA BISNIS
Siapa yang tak kenal sosok Baginda Rasulullah, Muhammad SAW. Sosok yang dikenal sebagai seorang manusia yang patut dijadikan suri teladan umat sedunia. Sosok yang hingga saat ini masih menempati posisi 1, manusia paling berpengaruh sedunia. jika biasanya orang banyak melihat sosok Rasulullah dari sisi kenabian / kerasulan, maka disini berseri kami ingin mengangkat sosok beliau dari segi bisnisnya.
Sosok Rasulullah memang banyak dikenal dan diperhatikan pasca diangkatnya beliau oleh Allah menjadi rasul yang terakhir di muka bumi ini. Orang meneladani semua aspek dalam dirinya, mulai dari sikap, pola pikir, keimanan, dll. Sedangkan yang tidak banyak diketahui oleh orang-orang adalah bahwa Rasulullah adalah sosok pebisnis luar biasa, yang hampir sepanjang hidupnya tidak pernah mengalami kerugian.
Muhammad SAW, semenjak kecil telah didik dan dikader dengan baik untuk menjadi seorang pebisnis handal. Dalam sejarah diceritakan bahwa sejak kecil beliau mengembalakan ternak para peternak kambing. Jumlah ternaknya pun terbilang tidak sedikit, ratusan. Digembalakan di padang yang luas dengan ancaman binatang buas yang senantiasa mengancam. Namun, beliau selalu mampu membawa ternak tersebut pulang dengan selamat, utuh jumlahnya dan dalam keadaan kenyang.
Pendidikan level pertama ini secara tidak langsung menjadi media pembelajaran pendidikan bisnis pertama beliau, yaitu bagaimana mengorganisasi, memanage, dan mengelola segala sesuatu yang dipercayakan kepadanya.
Sehingga beliau tumbuh menjadi pribadi yang kredibel, bertanggung jawab, teliti, empati, terbuka, mandiri, berani, mudah beradaptasi, sabar, lugas, visioner, dll dalam usia yang masih sangat muda. Beliau sekolah di sekolah alam atau universitas besar kehidupan.
Pendidikan level kedua dimulai ketika beliau berusia 12 tahun dan diajak oleh pamannya, Abu Thalib, untuk ikut dalam rombongan ekspedisi dagang (eksportir) ke negeri Syam. Selain itu beliau juga kerap ikut dalam lawatan-lawatan bisnis ke negara-negara tetangga yang sekarang dikenal dengan nama, Irak, Yordania, Bahrain, Suriah, dan Yaman. Saat itulah Muhammad muda telah belajar bagaimana menjadi seorang eksportir handal sekaligus menyandang posisi sebagai eksekutif muda di masa itu.
Beranjak dewasa, Muhammad SAW kian mantap memilih karirnya sebagai pebisnis. Apalagi ia sudah mengantongin bekal kepercayaan dan kredibilitas yang dibangunnya sejak kecil. Ini tentu menjadi satu modal yang sangat mahal di dunia bisnis. Karena adanya kepercayaan, kredibilitas dan profesionalitas inilah hingga akhirnya Muhammad bisa memulai bisnisnya sekalipun tanpa modal. Dia memulainya dengan menjadi seorang manajer perdagangan yang mengolah modal investor dengan sistem bagi hasil. Dan memang, berkat kepiawaian dan didikan bisnis semenjak kecil, para investor selalu merasa puas akan hasil yang dicapai oleh Muhammad SAW.
Hal ini menarik perhatian seorang investor besar di kota Mekah, Siti Khadijah (yang nantinya kelak akan menjadi istri Baginda Rasul). Khadijah pun mempercayakanMuhammad SAW untuk memimpin ekspedisi perdagangan ke Syiria, Jorash, dan Bahrain.
Kesuksesannya ini semakin nyata terlihat manakala beliau melamar Siti Khadijah dengan mahar 20 unta terbaik di masa itu. Coba kita analogikan sedikit. Di masa itu unta adalah kendaraan terbaik dan termewah yang pernah ada. Apalagi bila jenisnya adalah unta terbaik. Nah kalau ditarik ke masa sekarang kira-kira kendaraan terbaik dan mewah? Mercedez Benz. Katakanlah saya ambil C-Class yang sekitar 300 jutaan. Maka 20 x 300 juta = 6 Milyar. Jadi mahar beliau untuk melamar Siti Khadijah sekitar 6 M.
Untuk mencapai kesuksesan seperti itu tentunya beliau menerapkan satu prinsip dan strategi manajemen bisnis yang sangat handal. Prinsip-prinsipnya antara lain :jujur, setia, dan profesional. Dan ini seketika menjadi satu teladan etika bisnis yang ditiru oleh segenap bangsa Arab. Kita tahu sendiri kondisi bangsa Arab saat itu seperti apa. Apalagi, kala itu Muhammad masih belum diangkat menjadi Rasul. Beliau juga mengutamakan customer satisfaction, excellence service, kompetensi, efisiensi, tranparansi serta persaingan yang sehat dan kompetitif.
Jadi itulah masa-masa dimana Muhammad SAW meletakkan satu fondasi etika bisnis dan gaya manajemen yang luar biasa kepada bangsa Arab. Hingga akhirnya pada usia 40 tahun (tahun dimana beliau diangkat menjadi Rasul), sistem bisnis yang dibangunnya sudah tertata sedemikian rupa, hingga tanpa kehadiran dirinya pun bisnis tetap berjalan baik. Kalau bahasa sekarang mungkin bisa diistilahkan dengan passive income.
Meski sukses, pribadi Muhammad tidak pernah sekalipun menyiratkan kesombongan. Dia senantiasa berbagi dan tidak malu bila harus bergaul dan bercengkrama dengan masyarakat miskin yang ada di sekitarnya. Tidak memandang perbedaan status sosial. Sehingga seluruh elemen lapisan masyarakat mulai dari level bawah, menengah dan atas menghormati dan mengagumi beliau.
Itulah mengapa ketika kita memfokuskan pada kehidupan Rasulullah SAW pasca pangangkatan kerasulan, kehidupan bisnisnya tak banyak terlihat. Yang menonjol justru sisi spiritual dan kemapanan dalam memimpin suatu negara dikala itu.
Tren spiritual pasca sukses ini pun juga kerap kita jumpai di masa sekarang. Coba anda cek, berapa banyak para CEO sukses yang akhirnya terjun menjadi spiritual consulting + motivator. Mereka sudah tidak lagi mengurusi bisnis secara langsung, karena sistemnya sudah tertata rapi dan berjalan sedemikian rupa.














BAB IV
LINGKUNGAN BISNIS
A. Mengapa Lingkungan bisnis perlu dianalisis ?
1. Agar pembuat strategi dapat mengantisipasi setiap kesempatan dan membantu mengembangkan sistem pemecahan sedini mungkin terhadap faktor-faktor lingkungan yang dianggap mengancam tujuan perusahaan (early warning systems).
2. Untuk dapat mengefektifkan proses manajemen strategi, karena dengan melakukan analisis lingkungan yang akan diperoleh lebih efektif.
3. Untuk membantu manajer dalam meramalkan dampak lingkungan bisnis terhadap perkembangan perusahaan. Terkumpulnya berbagai informasi dari lingkungan memudahkan untuk membuat perencanaan jangka panjang.
B. Bagaimanakah Analisis Lingkungan Bisnis Itu Dilakukan ?
Proses analisis lingkungan dilakukan oleh perencanaan strategi dengan urutan sebagai berikut :
Pertama : menganalisis hubungan antara strategi perusahaan dan tanggapan terhadap lingkungan, yang dapat dipakai sebagai landasan untuk membandingkan strategi yang sedang berjalan dengan strategi yang potensial yang akan datang.
Kedua : menganalisis kecenderungan faktor dan masalah utama yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap perumusan strategi.
Ketiga : mencoba meramalkan kemungkinan yang akan terjadi pada masa yang akan datang terhadap lingkungan bisnis.
C. Komponen Analisis Lingkungan Bisnis
a. Scanning : mengidentifikasi petunjuk awal dari perubahan dan kecenderungan lingkungan bisnis.
b. Monitoring : mendeteksi arti melalui observasi terus-menerus atas perubahan dan kecenderungan lingkungan bisnis.
c. Forcasting : Mengembangkan proyeksi atas hasil yang diantisispasi berdasarkan perubahan dan kecenderungan yang dimonitor.
d. Assesing : Menentukan waktu dan pentingnya perubahan dan kecenderungan lingkungan bisnis untuk strategi perusahaan dan manajemennya.
D. Faktor Lingkungan Bisnis
Lingkungan Mikro ( Lingkungan industri )
Lingkungan mikro adalah para pelaku yang secara langsung berkaitan dengan lingkungan, yang mempengaruhi perusahaan.
Lingkungan mikro ini terdiri dari :
a. Pelanggan
Para manajer harus dapat mengantisipasi perubahan perilaku konsumen, karena konsumen ( pembeli ) mempunyai kekuatan tawar menawar, terutama pembeli yang melakukan pembelian dalam jumlah yang besar. Pembeli cenderung melakukan pembelian secara selektif, apalagi pembeli mempunyai informasi yang lengkap tentang permintaan, harga pasr dan harga pemasok, sehingga posisi tawar menawar pembeli semakin kuat. Oleh karena itu perusahan harus mampu memperbaiki posisi strateginya. Disamping itu ada pula pembeli yang tidak begitu sensitif terhadap harga, karena yang lebih penting bagi mereka adanya atribut dari produk yang diinginkan.
b. Pemasok
Pemasok juga mempunyai kekuatan tawar menawar terhadap peserta industri, karena pemasok merupakan ancamnan serius yang perlu diperhitungkan. Untuk itu perusahaan perlu membina hubungan yang erat. Pemasok yang kuat dapat menekan laba industri yang dapat mengimbangi dengan kenaikan harganya. Pem,asok ini akan bartambah kuat apabila para pemasok didominasi oleh beberapa perusahaan , tidak menghadapi produk pengganti, produk pemasok merupakan input yang penting bagi hasil produksi industri, hal ini merupakan pelanggan yang penting bagi pemasok dan pemasok menghadapi integrasi ke depan dari pemakai. Kekuatan pemasok dapat dikendalikan oleh suatu perusahaan besar (misalnya perusahaan kelompok konglomerat sehingga semuanya persediaan pemasok dicaplok oleh perusahaan tersebut.
c. Pesaing
Persaingan terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau melihat adanya peluang untuk memperbaiki posisi. Strategi bersaing yang efektif meliputi tindakan – tindakan ofensif atau defensif guna menciptakan posisi yang aman ( defendable position ) terhadap kekuatan- kekuatan pesaing. Ada tiga faktor penting yang perlu diperhatikan mengenai persaingan, yaitu:
1. Masuk dan keluarnya pesaing
2. Ancaman produk atau jasa pengganti
3. Kemungkinan terjadinya perubahan dalam strategi pesaing

d. Publik (masyarakat )
Publik (masyarakat ) sering mengisukan sesuatu produk atau suatu perusahaan atau suatu merk, sehingga amat mempengaruhi permintaan barang tersebut. Isu publik ini kadang-kadang tajam dibandingkan dengan ancaman lainnya. Isu ini bisa saja dilansir secara sengaja oleh kelompok tertentu yang memang menginginkan kehancuran atau bisa saja secara tidak sengaja. Oleh karena itu perusahaan harus waspada terhadap isu-isu masyarakat ini.
Lingkungan Makro ( Lingkungan Umum )
Lingkungan makro adalah kekuatan-kekuatan yang timbul dan berada diluar jangkauan serta biasanya terlepas dari situasi operasional perusahaan.
a. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi yang perlu dianalisis adalah :
1. Siklus ekonomi : depresi, resesi, kebangkitan ( recovery ) dan kemakmuran (prosperity).
2. Gejala inflansi dan deflasi : jika inflasi sangat tinggi maka pengendalian gaji dan harga semakin berat.
3. Kebijaksanaan moneter : perubahan tingkat suku bunga, devaluasi dan sebagainya.
4. Neraca pembayaran : surplus atau defisit dalam hubungannya terhadap perdagangan luar negeri. Hal ini mengganggu atau memberikan peluang.
b. Faktor Demografi
Faktor demografi terdiri dari :
1. Perubahan jumlah penduduk akan mempengaruhi permintaan misalnya, pada daerah yang jumlah penduduknya menurun, tentu akan memindahkan usahanya ke daerah yang penduduknya tumbuh.
2. Perubahan struktur usia penduduk akan mempengaruhi pemindahan jenis produk sesuai dengan perubahan umurnya.
3. Distribusi pendapatan.
4. Tingkat pengangguran.
c. Faktor Geografi
Faktor geografi juga penting diamati oleh perencana strategi, untuk menentukan peluang dan ancaman perusahaan, terutama dalam menentukan penambahan lokasi baru bagi perluasan perusahaan.
d. Faktor Teknologi
Perubahan teknologi membawa pengaruh terhadap perkembangan perusahaan, karena perubahan teknologi dapat memberi peluang besar ( meningkatkan hasil / tujuan )atau bisa mengancam kedudukan perusahaan. Bahkan perubahan teknologi dapat merupakan malapetaka tenaga kerja, karena akan menggeser mereka dan bertambah banyaklah pengangguran. Dan juga perubahan teknologi akan mempengaruhi daur hidup produk, misalnya dengan munculnya mesin foto copy maka pasar kertas stensil mengalami penurunan drastis.
e. Faktor Pemerintah
Perubahan-perubahan kebijakan pemerintah dalam berbagai bentuk peraturan, dapat merupakan peluang bagi perusahaan dan dapat pula hambatan / ancaman bagi perusahaan.
f. Faktor Sosial
Sosial adalah kebiasaan dan nilai-nilai sosial lingkungan masyarakat, khususnya langganan dan karyawan.
g. Faktor Politik
1. Kekuatan politik
2. Perbedaan ideologi.

E. Teknis Analisis Lingkungan Bisnis
Ada beberapa cara untuk memperoleh informasi, diantaranya :
1. Dengan pendengaran (informasi lisan ), yaitu informasi yang didapat melalui pendengaran, baik secara formal atau informal sumber informasi lisan ini meliputi:
a. Media : Radio, TV, Harian, dll.
b. Karyawan perusahaan : rekan bawahan dan pengawas
c. Sumber luar perusahaan lainnya :
- Pelanggan
- Perantara
- Pemasok
- Perguruan tinggi
- Pesaing
- Eksekutif keuangan dan Konsultan

2. Informasi tertulis atau dokumentasi yang dapat diketahui dengan cara membaca informasi yang disediakan oleh orang lain untuk berbagai tujuan.cara lain adalah merancang Sistem Informasi Manajemen (SIM) dengan cara menyusun jalur informasi secara teratur dan akurat. Misalnya dari jurnal perdagangan, jurnal ekonomi, jurnal keuangan, dll.
3. Memata-matai (Spionase) berusaha memperoleh informasi dengan mendatangi pesaing yang potensial atau sesungguhnya. Pekerjaan mata-mata ini dapat di lakukan oleh eksekutif puncak atau menunjuk salah seorang yang dipercayai. Bahkan dapat juga merujuk lebih dalam lagi dengan menggunakan orang dalam pesaing.
4. Peramalan formal : melakukan peramalan secara formal terhadap faktor-faktor lingkungan, biasanya dilakukan oleh perencana strategi atau orang yang ditunjuknya.
5. Pengamatan langsung atau pendapat umum : secara langsung mengamati sikap masyarakat terhadap produk / jasa perusahaan, dll.












BAB V
PENGERTIAN ETIKA, ETIKA BISNIS, DAN JENIS – JENIS ETIKA
A.    Pengertian Etika
Istilah etika memiliki beragam makna berbeda. Ada yang menyebutkan bahwa etika adalah semacam penelaahan, baik aktivitas penelaahan maupun hasil penelaahan itu sendiri. Pendapat lain menyebutkan bahwa etika adalah kajian moralitas. Sedangkan moralitas adalah pedoman yang dimiliki individu atau kelompok mengenai apa itu benar dan salah, atau baik dan jahat.
Meskipun etika berkaitan dengan moralitas, namun tidak sama persis dengan moralitas. Etika merupakan studi standar moral yang tujuan eksplisitnya adalah menentukan standar yang benar atau yang didukung oleh penalaran yang baik, dan dengan demikian etika mencoba mencapai kesimpulan tentang moral yang benar dan salah, dan moral yang baik dan jahat
Etika bisnis merupakan etika terapan. Etika bisnis merupakan aplikasi pemahaman kita tentang apa yang baik dan benar untuk beragam institusi, teknologi, transaksi, aktivitas dan usaha yang kita sebut bisnis. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada didalam organisasi.
Banyak yang keberatan dengan penerapan standar moral dalam aktivitas bisnis. Beberapa orang berpendapat bahwa orang yang terlibat dalam bisnis hendaknya berfokus pada pencarian keuntungan financial bisnis mereka dan tidak membuang-buang energy mereka atau sumber daya perusahaan untuk melakukan pekerjaan baik.
Etika seharusnya diterapkan dalam bisnis dengan menunjukan bahwa etika mengatur semua aktifitas manusia yang disengaja, dan karena bisnis aktivitas manusia yang disengaja, etika juga hendaknya berperan dalam bisnis. Argument lain berpandangan bahwa, aktivitas bisnis, seperti juga aktivitas manusia lainnya, tidak dapat eksist kecuali orang yang terlibat dalam bisnis dan komunitas sekitarnya taat terhadap standar minimal etika. Bisnis merupakan aktifitas kooperatif yang eksistensinya mensyaratkan prilaku eksis.

Dalam masyarakat tanpa etika, seperti ditulis filsuf Hobbes, ketidakpercayaan dan kepentingan diri yang tidak terbatas akan menciptakan “perang antar manusia terhadap manusia lain”, dan dalam situasi seperti itu hidup akan menjadi “kotor, brutal, dan dangkal”. Karenanya dalam masyarakat seperti itu, tidak mungkin dapat melakukan aktivitas bisnis, dan bisnis akan hancur. Karena bisnis tidak dapat bertahan hidup tanpa etika, maka kepentingan bisnis yang paling utama adalah mempromosikan prilaku etika kepada anggotanya dan juga masyarakat luas.
Etika hendaknya diterapkan dalam bisnis dengan menunjukan bahwa etika konsisten dengan tujuan bisnis, khususnya dalam mencari keuntungan. Contoh merck dikenal karena budaya etisnya yang sudah lama berlangsung, namun ia tetap merupakan perusahaan yang secara spektakuler mendapatkan paling banyak keuntungan sepanjang masa.
Sebagian besar orang akan menilai perilaku etis dengan menghukum siapa saja yang mereka persepsi berprilaku tidak etis, dan menghargai siapa saja yang mereka persepsi berprilaku etis. Pelanggan akan melawan perusahaan jika mereka mempersepsi ketidakadilan yang dilakukan perusahaan dalam bisnis lainnya, dan mengurangi minat mereka untuk membeli produknya. Karyawan yang merasakan ketidakadilan, akan menunjukkan absentisme lebih tinggi, produktivitas lebih rendah, dan tuntutan upah yang tinggi. Sebaliknya, ketika karyawan percaya bahwa organisasi adil, akan senang mengikuti manajer. Melakukan apapun yang dikatakan manajer, dan memandang keputusan manajer sah. Ringkasnya, etika merupakan komponen kunci manajemen yang efektif. Dengan demikian, ada sejumlah argument yang kuat, yang mendukung pandangan bahwa etika hendaknya diterapkan dalam bisnis.
B.       Macam-Macam Etika
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya perilaku manusia, yaitu:
1.            ETIKA DESKRIPTIF,
Yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikerjar oleh manusia dalam hidup ini sebagai suatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang perilaku/sikap yang akan diambil.




2.            ETIKA NORMATIF,
Yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.
Secara umum Etika  dapat dibagi menjadi:
1.        Etika Umum berbicara mengenai norma dan nilai moral, kondisi-kondisi dasar bagi manusia untuk bertindak secara etis,bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika, lembaga-lembaga normatif dan semacamnya.
2.        Etika Khusus adalah penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud: Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis: cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan/tindakan, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada akibatnya.
Etika Khusus dibagi lagi menjadi 3:
A.    Etika Individual lebih menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.
B.    Etika Sosial berbicara mengenai kewajiban dan hak, sikap dan pola perilaku manusia sebagai makhluk sosial dalam interaksinya dengan sesamanya.
Etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan. Karena kewajiban seseorang terhadap dirinya berkaitan langsung dan dalam banyak hal mempengaruhi pula kewajibannya dengan orang lain, dan demikian pula sebaliknya. Etika sosial menyangkut hungan manusia dengan manusia lain.
Dengan demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial ini terbagi atau terpecah menjadi banyak bagian/bidang. Dan pembahasan bidang yang paling aktual saat ini adalah mengenai:
a.       Sikap terhadap sesama
b.      Etika keluarga
c.       Etika profesi
d.      Etika politik
e.       Etika lingkungan
f.       Etika ideology

C.     Etika Lingkungan Hidup, menjelaskan hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya dan juga hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada lingkungan hidup secara keseluruhan.



















BAB VI
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba sebesar-besarnya. Secara historis, bisnis berasal dari kata business yang berasal dari kata dasar busy yang berarti “sibuk”. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.  Dalam ekonomi kapatalis, kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya.
Secara Etimologi, bisnis adalah keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Secara luas, bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh individu atau sekelompok orang ( organisasi) yang menciptakan nilai melalui penciptaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan keuntungan yang maksimum melalui transakasi. Ada beberapa definisi bisnis dari beberapa tokoh diantaranya :
Dari analisis diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa menjalankan suatu bisnis itu tidak mudah kita harus memahami apa saja komponen-komponen yang ada di dalam bisnis.  Sehingga, kita  tidak mengalami kerugian atau gulung  tikar dari usaha yang kita jalankan. Misalnya,  Bisnis industri garmen merupakan salah satu bisnis yang paling laris saat ini, banyak orang- orang yang memerlukan fashion atau model pakaian yang kualitas bagus dan terjangkau harganya.  Dengan demikian, industri garmen seperti inilah yang menjadi solusi bagi masyarakat menengah ke bawah.






Daftar Pustaka
S. Drs Alam. 2006. Ekonomi Jilid 3. ESIS : Jakarta
S. Drs Alam. 2006. Ekonomi Jilid 2. ESIS : Jakarta
Widyatmini. 1996. Diktat Pengantar Bisnis. Gunadarma: Jakarta
Widyatmini. 1996. Diktat Pengantar Bisnis. Gunadarma : Jakarta.
DH Basu Swastha DR. 1998. Pengantar Bisnis Modern. Liberty : Yogyakarta.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar