BAB
I
PENDAHULUAN
Setiap manusia di dunia ini pasti menginginkan kesuksesan
dalam dirinya. Tetapi kadang kala orang tersebut tidak mengerti sukses itu dari
mana datangnya dan berharap sukses itu datang dari langit. Pada saat sekarang
ini terlebih pada dunia anak muda dimana mereka bisa mengembangkan dirinya
untuk berbisnis sehingga mereka bisa mencapai keksuksesan yang mereka inginkan.
Tetapi malah sebaliknya, saat sekarang ini tidak banyak anak muda yang hanya
hidupnya tinggal senang dan hidup enak. Terkadang mereka tidak menyadari dari
mana hidup enak yang mereka dapatkan yang hanya difikirkan adalah kesenangan
yang mereka rasakan saat itu juga. Tetapi mereka beranggapan bahwa
hidup di usia muda tidak untuk berkerja apalagi untuk berbisnis. Sebenarnya
anak muda bisa mengembangkan dirinya dengan berbisnis apa saja yang bisa mereka
lakukan untuk dapat melakukan kegiatan yang bermanfaat dalam hidupnya dan siap
untuk menyonsong masa depan yang mereka inginkan.
Dapat kita cerna lagi bahwa belajar bisnis di usia muda
adalah hal yang sangat bermanfaat demi kelangsungan masa depan para remaja
dimana di usia saat sekarang ini lah fisik kita mendukung untuk melekukan
aktifitas seperti berbisnis. Contohnya saja dunia bisnis yang dapat
digeluti oleh para pelajar atau anak muda sekarang adalah jualan pulsa yang
bisa dilakukan dimana saja. Itu adalah salah satu contoh bisnis yang
sangat mudah untuk dilakukan oleh setiap orang. Sebagai contoh lainnya adalah
bagi seorang anak muda yang pandai dalam mengolah bahan-bahan bekas atau
mendaur ulang barang bekas dapat melakukan bisnis dengan hasil karya yang telah
diolah dan menjual pada kosumen, itu juga dapat dijadikan suatu bisnis yng
dapat dilakukan oleh anak muda yang mempunyai keahlian yang dalam bidang
tersebut.
Kita sebagai anak muda, sebagai generasi penerus bangsa
dapat berfikir secara kritis harus mempunyai semangat untuk memulai bisnis di
usia muda gimana pun caranya kita dapat melakukan suatu bisnis. Dengan
bisnis juga kita dapat mengembangkan diri dan bakat yang kita miliki yang
sebelumnya di pendam dalam diri. Jadi belum terlambat buat generasi sekarang
ini untuk melakukan bisnis karena tidak ada kata terlambat dalam mencapai
kesuksesan. Kita juga dapat mencontoh orang-orang yang terlebih dahulu sukses
dalam menjalankan bisnis seperti memiliki suatu perusahaan yang sangat
berkembang agar kita termotivasi untuk menyonsong masa depan yang
cermelang.
BAB II
FILOSOFI BISNIS
RASULULLAH SAW
Nabi Muhammad
SAW yang selama ini kita kenal sebagai pemimpi besar umat islam, tak hanya
dikenal dalam hal ibadah atau penyebaran agama islam saja. Namun, ada satu sisi
yang sedikit terluput begitu kita memandang sosok beliau sebagai seorang
manusia yaitu sisi ekonomi dan bisnis beliau.
Terlahir
sebagai anak yang mengemban tugas mulia, beliau sudah ditinggalkan ayahnya
sewaktu beliau belum lahir. Musibah itu kemudian datang lagi dengan
meninggalnya ibunda beliau pada saat beliau berusia 6 tahun ketika masih
membutuhkan kasih sayang dari sang ibunda. Bayangkan saja anak sekecil itu
harus berlaga dengan kehidupan padang pasir yang keras. Singkat cerita,
diasuhlah si cilik Muhammad oleh pamannya Abu thalib. Saat itu kondisi sang
paman juga mempunyai banyak tanggungan. Kehadiran Nabi Muhammad SAW, otomatis
menjadi beban juga bagi keluarga pamannya. Melihat kondisi tersebut, beliau
memutuskan untuk bekerja sendiri dan berdagang.
Pada awalnya,
beliau berdagang ikut dengan pamannya berdagang ke negeri Syam. Kemanapun
dibawa pamannya berdagang, beliau senantiasa ikut. Beliau mengambil barang
dagangan yang tidak ada di Mekah dari lur Mekah dan kemudian menjualnya di
Mekah. Beliau belajar cara berdagang langsung dari pamannya. Begitulah, negeri
demi negeri dilewati mengarungi padang pasir yang tandus demi menghidupi diri
sendiri dan tidak ingin menjadi beban bagi orang lain.
Sampai suatu
saat, pada usia yang belum genap 25 tahun, Nabi Muhammad dipercaya memgang
bisnis dalam skala besar oleh Khadijah, seorang bangsawan Mekah saat itu.
Seorang kaya raya yang kemudian mempercayakan barang daganganya pada Nabi
Muhammad. Dengan bermodalkan kejujuran dalam berdagang, keuntungan yang
didapatkan berlimpah ruah.
Nabi Muhammad
akhirnya menikah dengan Khadijah dengan mahar 100 ekor unta merah. Konon
kabarnya, si unta merah adalah kendaraan paling bergengsi saat itu di kota
Mekah. Kalau, di Indonesia sekelas BMW berarti jika dinominalkan saat ini
adalah setara dengan seratus mobil BMW.
Ada
beberapa prinsip dan konsep yang melatarbelakangi keberhasilan Rasulullah SAW
dalam bisnis, prinsip-prinsip itu intinya merupakan fundamental Human Etic atau
sikap-sikap dasar manusiawi yang menunjang keberhasilan seseorang. Menurut Abu
Mukhaladun (1994:14-15) bahwa prinsip-prinsip Rasulullah meliputi Shiddiq,
Amanah dan fathanah. Prinsip-prinsip itu adalah:
1. Shiddiq
Rasulullah
telah melarang pebisnis melakukan perbuatan yang tidak baik, seperti beberapa
hal dibawah ini.
a. Larangan tidak menepati janji yang
telah disepakati.
Ubadah bin Al
Samit menyatakan bahwa Nabi SAW bersabda: “berikanlah kepadaku enam jaminan
dari kamu, aku menjamin surga untuk kamu: 1) berlaku benar manakala kamu
berbicara, 2) tepatlah manakala kamu berjanji (HR. Imam Ahmad)
b. Larangan menutupi cacat atau aib
barang yang dijual.
Tidak halal bagi seseorang menjual
sesuatu, melainkan hendaknya dia menerangkan kekurangan (cacat) yang ada pada
barang itu. (HR. Ahmad )
c. Larangan membeli barang dari orang
awam sebelum masuk ke pasar.
Rasulullah
telah melarang perhadangan barang yang dibawa (dari luar kota). Apabila
seseorang menghadang lalu membelinya maka pemilik barang ada hak khiyar
(menuntut balik/membatalkan) apabila ia telah sampai ke pasar (dan merasa
tertipu).
Rasulullah
telah melarang membeli barang dari orang luar atau desa dikarenakan akan
terjadi ketidakpuasan, di mana pembeli akan membeli dengan harga rendah dan
akan dijual di pasar dengan harga tinggi sehingga pembeli akan memperoleh
untung yang banyak. Hal ini merupakan penipuan, padahal Rasulullah melarang
bisnis yang ada unsur penipuannya.
Apabila
sikap Shiddiq dilakukan oleh pelaku bisnis maka praktek bisnis jahiliyah tidak
akan terjadi, perbuatan penipuan dan sebagainya akan terhapus.
2. Amanah
Amanah berarti
tidak mengurangi apa-apa yang tidak boleh dikurangi dan sebaliknya tidak boleh
ditambah, dalam hal in termasuk juga tidak menambah harga jual yang telah
ditentukan kecuali atas pengetahuan pemilik barang. Maka seorang yang diberi
Amanah harus benar-benar menjaga dan memegang Amanah tersebut.
Rasulullah
memerintahkan setiap muslim untuk selalu menjaga Amanah yang diberikan
kepadanya. Sabda Nabi akan hal ini yang artinya:
“Tunaikanlah amanat terhadap orang yang
mengamanatimu dan janganlah berkhianat terhadap orang yang mengkhianatimu. (HR.
Ahmad dan Abu Dawud ).”
Ubadah bin Al
Samit menyatakan bahwa Nabi SAW bersabda: “berikanlah kepadaku enam jaminan
dari diri kamu, aku menjamin surga untuk kamu: 1) berlaku benar apabila kamu
berbicara, 2) tepatlah manakala kamu berjanji, 3) Tunaikanlah manakala kamu
diamanahkan, 4) pejamkanlah mata kamu (dari yang di tengah), 5) peliharalah
faraj kamu, 6) tahanlah tangan kamu”. (HR. Imam Ahmad).
Seseorang yang melanggar Amanah
digambarkan oleh Rasulullah sebagai orang yang tidak beriman. Bahkan lebih jauh
lagi, Digambarkan sebagai orang munafik.
“Tanda orang munafik itu ada tiga
macam: jika berbicara, ia berdusta; jika berjanji, ia mengingkari; dan jika
diberi kepercayaan, dia khianat. (HR. Ahmad)”
Sikap Amanah
mutlak harus dimiliki oleh seorang pebisnis muslim. Sikap Amanah diantaranya
tidak melakukan penipuan, memakan riba, tidak menzalimi, tidak melakukan suap,
tidak memberikan hadiah yang diharamkan, dan tidak memberikan komisi yang
diharamkan.
a. Larangan memakan riba
Beliau (Nabi
SAW) melaknat orang yang memakan riba, orang yang menyerahkannya, para saksi
serta pencatatnya. (HR. Ibnu Majah dari Ibnu Mas’ud)
b. Larangan melakukan tindak kezaliman
Seorang muslim
terhadap sesama muslim adalah haram: harta bendanya, kehormatannya, dan
jiwanya. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
c. Larangan melakukan suap
Laknat Allah terhadap
penyuap dan penerima suap di dalam kekuasaan. (HR. Imam Abu Dawud dari
Hurairah)
d. Larangan memberikan hadiah haram
Hadiah yang
diberikan pada penguasa adalah ghulul (perbuatan curang). (HR. Imam Ahmad dan
Al-Baihaqi dari Abu Hamid As-Sunnah Saidi dari ‘Ibbadh)
e. Larangan memberikan komisi yang
haram
Rasulullah
mengutusku ka Yaman (sebagai penguasa daerah). Setelah aku berangkat, beliau
SAW, mengutus orang menyusulku. Aku pulang kembali. Rasulullah SAW, bertanya
kepadaku, “tahukah engkau, mengapa kau mengutus orang menyusulmu? “janganlah
engkau mengambil sesuatu untuk kepentinganmu sendiri tanpa seizinku. (jika hal
itu kamu lakukan) itu merupakan kecurangan, dan barang siapa berbuat curang
pada hari kiamat kelak dibangkitkan dalam keadaan memikul beban kecurangannya.
Untuk itulah, engkau aku panggil dan sekarang berangkatlah untuk melakukan
tugas pekerjaanmu. (HR. Imam Tirmidzi dari Mu’adz bin Jabal r.a,)
Barang siapa
yang kami pekerjakan untuk melakukan tugas dan kepadaNya kami telah berikan rizki
(yakni imbalan atas jerih payahnya) maka apa yang diambil olehnya selain itu
adalah suatu kecurangan. (HR. Imam Abu Dawud)
Sikap amanah
mutlak harus dimiliki oleh seorang pebisnis muslim. Sikap itu bisa dimiliki
jika dia selalu menyadari bahwa apapun aktivitas yang dilakukan termasuk pada
saat ia bekerja selalu diketahui oleh Allah SWT. Sikap amanah dapat diperkuat
jika dia selalu meningkatkan pemahaman Islamnya dan istiqamah menjalankan
syariat Islam. Sikap amanah juga dapat dibangun dengan jalan saling menasehati
dalam kebajikan serta mencegah berbagai penyimpangan yang terjadi. Sikap amanh
akan memberikan dampak positif bagi diri pelaku, perusahaan, masyarakat, bahkan
negara. Sebaliknya sikap tidak amanah (khianat) tentu saja akan berdampak
buruk.
3. Fathanah
Fathanah
berarti cakap atau cerdas. Dalam hal ini Fathanah meliputi dua unsur, yaitu:
a. Fathanah dalam hal
administrasi/manajemen dagang, artinya hal-hal yang berkenaan dengan aktivitas
harus dicatat atau dibukukan secara rapi agar tetap bisa menjaga Amanah dan
sifat shiddiqnya.
b. Fathanah dalam hal menangkap selera
pembeli yang berkaitan dengan barang maupun harta. Dalam hal fathanah ini
Rasulullah mencontohkan tidak mengambil untung yang terlalu tinggi dibanding
dengan saudagar lainya. Sehingga barang beliau cepat laku. (Abu Mukhaladun,
1999: 15, syeikh Abod dan Zambry Abdul Kadir 1991:288). Dengan demikian
fathanah di sini berkaitan dengan strategi pemasaran (kiat membangun citra)
yang didasarkan kepada sidiq dan amanah.
BAB III
PENTINGNYA GAYA BISNIS
Siapa yang tak kenal sosok Baginda Rasulullah,
Muhammad SAW. Sosok yang dikenal sebagai seorang manusia yang
patut dijadikan suri teladan umat sedunia. Sosok yang hingga saat ini masih
menempati posisi 1, manusia paling berpengaruh sedunia. jika biasanya orang
banyak melihat sosok Rasulullah dari sisi kenabian / kerasulan, maka disini berseri kami ingin mengangkat sosok beliau dari segi bisnisnya.
Sosok Rasulullah memang banyak dikenal dan
diperhatikan pasca diangkatnya beliau oleh Allah menjadi rasul yang terakhir di
muka bumi ini. Orang meneladani semua aspek dalam dirinya, mulai dari sikap,
pola pikir, keimanan, dll. Sedangkan yang tidak banyak diketahui oleh
orang-orang adalah bahwa Rasulullah adalah sosok pebisnis luar biasa, yang hampir
sepanjang hidupnya tidak pernah mengalami kerugian.
Muhammad SAW, semenjak kecil telah didik dan
dikader dengan baik untuk menjadi seorang pebisnis handal. Dalam sejarah
diceritakan bahwa sejak kecil beliau mengembalakan ternak para peternak
kambing. Jumlah ternaknya pun terbilang tidak sedikit, ratusan. Digembalakan di
padang yang luas dengan ancaman binatang buas yang senantiasa mengancam. Namun,
beliau selalu mampu membawa ternak tersebut pulang dengan selamat, utuh
jumlahnya dan dalam keadaan kenyang.
Pendidikan level pertama ini secara tidak langsung menjadi media
pembelajaran pendidikan bisnis pertama beliau, yaitu bagaimana mengorganisasi,
memanage, dan mengelola segala sesuatu yang dipercayakan kepadanya.
Sehingga beliau tumbuh menjadi pribadi yang kredibel, bertanggung
jawab, teliti, empati, terbuka, mandiri, berani, mudah beradaptasi, sabar,
lugas, visioner, dll dalam usia yang masih sangat muda. Beliau
sekolah di sekolah alam atau universitas besar kehidupan.
Pendidikan level kedua dimulai ketika beliau berusia 12 tahun dan
diajak oleh pamannya, Abu Thalib, untuk ikut dalam rombongan ekspedisi dagang
(eksportir) ke negeri Syam. Selain itu beliau juga kerap ikut dalam lawatan-lawatan bisnis ke negara-negara tetangga yang
sekarang dikenal dengan nama, Irak, Yordania, Bahrain, Suriah, dan Yaman. Saat
itulah Muhammad muda telah belajar bagaimana menjadi
seorang eksportir
handal sekaligus menyandang posisi sebagai eksekutif muda di masa itu.
Beranjak dewasa, Muhammad
SAW kian mantap memilih karirnya
sebagai pebisnis.
Apalagi ia sudah mengantongin bekal kepercayaan dan kredibilitas yang
dibangunnya sejak kecil. Ini tentu menjadi satu modal yang sangat mahal di
dunia bisnis. Karena adanya kepercayaan, kredibilitas dan profesionalitas
inilah hingga akhirnya Muhammad bisa memulai bisnisnya sekalipun tanpa modal.
Dia memulainya dengan menjadi seorang manajer perdagangan yang mengolah modal
investor dengan sistem bagi hasil. Dan memang, berkat kepiawaian dan didikan
bisnis semenjak kecil, para investor selalu merasa puas akan hasil yang dicapai
oleh Muhammad SAW.
Hal ini menarik perhatian seorang investor besar
di kota Mekah, Siti Khadijah (yang nantinya kelak akan menjadi istri Baginda
Rasul). Khadijah pun mempercayakanMuhammad SAW untuk memimpin ekspedisi perdagangan
ke Syiria, Jorash, dan Bahrain.
Kesuksesannya ini semakin nyata terlihat manakala
beliau melamar Siti Khadijah dengan mahar 20 unta terbaik di masa itu. Coba
kita analogikan sedikit. Di masa itu unta adalah kendaraan terbaik dan termewah
yang pernah ada. Apalagi bila jenisnya adalah unta terbaik. Nah kalau ditarik
ke masa sekarang kira-kira kendaraan terbaik dan mewah? Mercedez Benz. Katakanlah
saya ambil C-Class yang sekitar 300 jutaan. Maka 20 x 300 juta = 6 Milyar. Jadi
mahar beliau untuk melamar Siti Khadijah sekitar 6 M.
Untuk mencapai kesuksesan seperti itu tentunya
beliau menerapkan satu prinsip dan strategi manajemen bisnis yang sangat
handal. Prinsip-prinsipnya antara lain :jujur, setia, dan profesional.
Dan ini seketika menjadi satu teladan etika bisnis yang ditiru oleh segenap
bangsa Arab. Kita tahu sendiri kondisi bangsa Arab saat itu seperti apa.
Apalagi, kala itu Muhammad masih belum diangkat menjadi Rasul. Beliau juga
mengutamakan customer
satisfaction, excellence service, kompetensi, efisiensi, tranparansi serta
persaingan yang sehat dan kompetitif.
Jadi itulah masa-masa dimana Muhammad SAW meletakkan satu fondasi etika bisnis
dan gaya manajemen yang luar biasa kepada bangsa Arab. Hingga akhirnya pada
usia 40 tahun (tahun dimana beliau diangkat menjadi Rasul), sistem bisnis yang
dibangunnya sudah tertata sedemikian rupa, hingga tanpa kehadiran dirinya pun
bisnis tetap berjalan baik. Kalau bahasa sekarang mungkin bisa diistilahkan
dengan passive income.
Meski sukses, pribadi Muhammad tidak pernah sekalipun
menyiratkan kesombongan. Dia senantiasa berbagi dan tidak malu bila
harus bergaul dan bercengkrama dengan masyarakat miskin yang ada di sekitarnya.
Tidak memandang perbedaan status sosial. Sehingga seluruh elemen lapisan
masyarakat mulai dari level bawah, menengah dan atas menghormati dan mengagumi
beliau.
Itulah mengapa ketika kita memfokuskan pada
kehidupan Rasulullah SAW pasca pangangkatan kerasulan,
kehidupan bisnisnya tak banyak terlihat. Yang menonjol justru sisi spiritual
dan kemapanan dalam memimpin suatu negara dikala itu.
Tren spiritual pasca sukses ini pun juga kerap
kita jumpai di masa sekarang. Coba anda cek, berapa banyak para CEO sukses yang
akhirnya terjun menjadi spiritual consulting + motivator. Mereka sudah tidak
lagi mengurusi bisnis secara langsung, karena sistemnya sudah tertata rapi dan
berjalan sedemikian rupa.
BAB IV
LINGKUNGAN BISNIS
A. Mengapa Lingkungan bisnis perlu
dianalisis ?
1. Agar pembuat strategi dapat mengantisipasi setiap
kesempatan dan membantu mengembangkan sistem pemecahan sedini mungkin terhadap
faktor-faktor lingkungan yang dianggap mengancam tujuan perusahaan (early warning
systems).
2. Untuk dapat mengefektifkan proses manajemen
strategi, karena dengan
melakukan analisis lingkungan yang akan diperoleh lebih efektif.
3. Untuk membantu manajer dalam meramalkan dampak
lingkungan bisnis terhadap perkembangan perusahaan. Terkumpulnya berbagai
informasi dari lingkungan memudahkan untuk membuat perencanaan jangka panjang.
Pertama : menganalisis hubungan antara strategi
perusahaan dan tanggapan terhadap lingkungan, yang dapat dipakai sebagai
landasan untuk membandingkan strategi yang sedang berjalan dengan strategi yang
potensial yang akan datang.
Kedua : menganalisis kecenderungan faktor dan masalah
utama yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap perumusan strategi.
Ketiga : mencoba meramalkan kemungkinan yang akan terjadi
pada masa yang akan datang terhadap lingkungan bisnis.
C. Komponen Analisis Lingkungan
Bisnis
a. Scanning : mengidentifikasi petunjuk awal
dari perubahan dan kecenderungan lingkungan bisnis.
b. Monitoring : mendeteksi arti melalui
observasi terus-menerus atas perubahan dan kecenderungan lingkungan bisnis.
c. Forcasting : Mengembangkan proyeksi atas hasil yang
diantisispasi berdasarkan perubahan dan kecenderungan yang dimonitor.
d. Assesing : Menentukan waktu dan pentingnya perubahan
dan kecenderungan lingkungan bisnis untuk strategi perusahaan dan manajemennya.
D. Faktor Lingkungan Bisnis
Lingkungan Mikro ( Lingkungan industri )
Lingkungan mikro adalah para pelaku yang secara langsung
berkaitan dengan lingkungan, yang mempengaruhi perusahaan.
Lingkungan mikro ini terdiri dari :
a. Pelanggan
Para manajer harus dapat mengantisipasi perubahan
perilaku konsumen, karena konsumen ( pembeli ) mempunyai kekuatan tawar
menawar, terutama pembeli yang melakukan pembelian dalam jumlah yang besar.
Pembeli cenderung melakukan pembelian secara selektif, apalagi pembeli
mempunyai informasi yang lengkap tentang permintaan, harga pasr dan harga
pemasok, sehingga posisi tawar menawar pembeli semakin kuat. Oleh karena itu
perusahan harus mampu memperbaiki posisi strateginya. Disamping itu ada pula
pembeli yang tidak begitu sensitif terhadap harga, karena yang lebih penting
bagi mereka adanya atribut dari produk yang diinginkan.
b. Pemasok
Pemasok juga mempunyai kekuatan tawar menawar terhadap
peserta industri, karena pemasok merupakan ancamnan serius yang perlu
diperhitungkan. Untuk itu perusahaan perlu membina hubungan yang erat. Pemasok
yang kuat dapat menekan laba industri yang dapat mengimbangi dengan kenaikan
harganya. Pem,asok ini akan bartambah kuat apabila para pemasok didominasi oleh
beberapa perusahaan , tidak menghadapi produk pengganti, produk pemasok
merupakan input yang penting bagi hasil produksi industri, hal ini merupakan
pelanggan yang penting bagi pemasok dan pemasok menghadapi integrasi ke depan
dari pemakai. Kekuatan pemasok dapat dikendalikan oleh suatu perusahaan besar
(misalnya perusahaan kelompok konglomerat sehingga semuanya persediaan pemasok
dicaplok oleh perusahaan tersebut.
c. Pesaing
Persaingan terjadi karena satu atau lebih pesaing
merasakan adanya tekanan atau melihat adanya peluang untuk memperbaiki posisi.
Strategi bersaing yang efektif meliputi tindakan – tindakan ofensif atau
defensif guna menciptakan posisi yang aman ( defendable position )
terhadap kekuatan- kekuatan pesaing. Ada tiga faktor penting yang perlu
diperhatikan mengenai persaingan, yaitu:
1. Masuk dan keluarnya pesaing
2. Ancaman produk atau jasa pengganti
3. Kemungkinan terjadinya perubahan dalam strategi
pesaing
d. Publik (masyarakat )
Publik (masyarakat ) sering mengisukan sesuatu produk
atau suatu perusahaan atau suatu merk, sehingga amat mempengaruhi permintaan
barang tersebut. Isu publik ini kadang-kadang tajam dibandingkan dengan ancaman
lainnya. Isu ini bisa saja dilansir secara sengaja oleh kelompok tertentu yang
memang menginginkan kehancuran atau bisa saja secara tidak sengaja. Oleh karena
itu perusahaan harus waspada terhadap isu-isu masyarakat ini.
Lingkungan Makro ( Lingkungan Umum )
Lingkungan makro adalah kekuatan-kekuatan yang timbul dan
berada diluar jangkauan serta biasanya terlepas dari situasi operasional
perusahaan.
a. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi yang perlu dianalisis adalah :
1. Siklus ekonomi : depresi, resesi, kebangkitan
( recovery ) dan kemakmuran (prosperity).
2. Gejala inflansi dan deflasi : jika inflasi sangat
tinggi maka pengendalian gaji dan harga semakin berat.
3. Kebijaksanaan moneter : perubahan tingkat suku bunga,
devaluasi dan sebagainya.
4. Neraca pembayaran : surplus atau defisit dalam
hubungannya terhadap perdagangan luar negeri. Hal ini mengganggu atau
memberikan peluang.
b. Faktor Demografi
Faktor demografi terdiri dari :
1. Perubahan jumlah penduduk akan mempengaruhi permintaan
misalnya, pada daerah yang jumlah penduduknya menurun, tentu akan memindahkan
usahanya ke daerah yang penduduknya tumbuh.
2. Perubahan struktur usia penduduk akan
mempengaruhi pemindahan jenis produk sesuai dengan perubahan umurnya.
3. Distribusi pendapatan.
4. Tingkat pengangguran.
c. Faktor Geografi
Faktor geografi juga penting diamati oleh perencana
strategi, untuk menentukan peluang dan ancaman perusahaan, terutama dalam
menentukan penambahan lokasi baru bagi perluasan perusahaan.
d. Faktor Teknologi
Perubahan teknologi membawa pengaruh terhadap
perkembangan perusahaan, karena perubahan teknologi dapat memberi peluang besar
( meningkatkan hasil / tujuan )atau bisa mengancam kedudukan perusahaan. Bahkan
perubahan teknologi dapat merupakan malapetaka tenaga kerja, karena akan
menggeser mereka dan bertambah banyaklah pengangguran. Dan juga perubahan
teknologi akan mempengaruhi daur hidup produk, misalnya dengan munculnya
mesin foto copy maka pasar kertas stensil mengalami penurunan
drastis.
e. Faktor Pemerintah
Perubahan-perubahan kebijakan pemerintah dalam berbagai
bentuk peraturan, dapat merupakan peluang bagi perusahaan dan dapat pula
hambatan / ancaman bagi perusahaan.
f. Faktor Sosial
Sosial adalah kebiasaan dan nilai-nilai sosial lingkungan
masyarakat, khususnya langganan dan karyawan.
g. Faktor Politik
1. Kekuatan politik
2. Perbedaan ideologi.
E. Teknis Analisis Lingkungan
Bisnis
Ada beberapa cara untuk memperoleh informasi,
diantaranya :
1. Dengan pendengaran (informasi lisan ), yaitu informasi
yang didapat melalui pendengaran, baik secara formal
atau informal sumber informasi lisan ini meliputi:
a. Media : Radio, TV, Harian, dll.
b. Karyawan perusahaan : rekan bawahan dan pengawas
c. Sumber luar perusahaan lainnya :
- Pelanggan
- Perantara
- Pemasok
- Perguruan tinggi
- Pesaing
- Eksekutif keuangan dan Konsultan
2. Informasi tertulis atau dokumentasi yang dapat
diketahui dengan cara membaca informasi yang disediakan oleh orang lain untuk berbagai
tujuan.cara lain adalah merancang Sistem Informasi Manajemen (SIM) dengan cara
menyusun jalur informasi secara teratur dan akurat. Misalnya dari jurnal
perdagangan, jurnal ekonomi, jurnal keuangan, dll.
3. Memata-matai (Spionase) berusaha memperoleh informasi
dengan mendatangi pesaing yang potensial atau sesungguhnya. Pekerjaan mata-mata
ini dapat di lakukan oleh eksekutif puncak atau menunjuk salah seorang yang
dipercayai. Bahkan dapat juga merujuk lebih dalam lagi dengan menggunakan orang
dalam pesaing.
4. Peramalan formal : melakukan peramalan secara formal
terhadap faktor-faktor lingkungan, biasanya dilakukan oleh perencana strategi
atau orang yang ditunjuknya.
5. Pengamatan langsung atau pendapat umum : secara
langsung mengamati sikap masyarakat terhadap produk / jasa perusahaan, dll.
BAB V
PENGERTIAN
ETIKA, ETIKA BISNIS, DAN JENIS – JENIS ETIKA
A.
Pengertian Etika
Istilah etika
memiliki beragam makna berbeda. Ada yang menyebutkan bahwa etika adalah semacam
penelaahan, baik aktivitas penelaahan maupun hasil penelaahan itu sendiri.
Pendapat lain menyebutkan bahwa etika adalah kajian moralitas. Sedangkan
moralitas adalah pedoman yang dimiliki individu atau kelompok mengenai apa itu
benar dan salah, atau baik dan jahat.
Meskipun etika
berkaitan dengan moralitas, namun tidak sama persis dengan moralitas. Etika
merupakan studi standar moral yang tujuan eksplisitnya adalah menentukan
standar yang benar atau yang didukung oleh penalaran yang baik, dan dengan
demikian etika mencoba mencapai kesimpulan tentang moral yang benar dan salah,
dan moral yang baik dan jahat
Etika bisnis merupakan etika terapan.
Etika bisnis merupakan aplikasi pemahaman kita tentang apa yang baik dan benar
untuk beragam institusi, teknologi, transaksi, aktivitas dan usaha yang kita
sebut bisnis. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar
itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern
untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada
orang-orang yang ada didalam organisasi.
Banyak yang
keberatan dengan penerapan standar moral dalam aktivitas bisnis. Beberapa orang
berpendapat bahwa orang yang terlibat dalam bisnis hendaknya berfokus pada
pencarian keuntungan financial bisnis mereka dan tidak membuang-buang energy
mereka atau sumber daya perusahaan untuk melakukan pekerjaan baik.
Etika
seharusnya diterapkan dalam bisnis dengan menunjukan bahwa etika mengatur semua
aktifitas manusia yang disengaja, dan karena bisnis aktivitas manusia yang
disengaja, etika juga hendaknya berperan dalam bisnis. Argument lain
berpandangan bahwa, aktivitas bisnis, seperti juga aktivitas manusia lainnya,
tidak dapat eksist kecuali orang yang terlibat dalam bisnis dan komunitas
sekitarnya taat terhadap standar minimal etika. Bisnis merupakan aktifitas
kooperatif yang eksistensinya mensyaratkan prilaku eksis.
Dalam
masyarakat tanpa etika, seperti ditulis filsuf Hobbes, ketidakpercayaan dan
kepentingan diri yang tidak terbatas akan menciptakan “perang antar manusia
terhadap manusia lain”, dan dalam situasi seperti itu hidup akan menjadi
“kotor, brutal, dan dangkal”. Karenanya dalam masyarakat seperti itu, tidak
mungkin dapat melakukan aktivitas bisnis, dan bisnis akan hancur. Karena bisnis
tidak dapat bertahan hidup tanpa etika, maka kepentingan bisnis yang paling
utama adalah mempromosikan prilaku etika kepada anggotanya dan juga masyarakat
luas.
Etika hendaknya diterapkan dalam bisnis
dengan menunjukan bahwa etika konsisten dengan tujuan bisnis, khususnya dalam
mencari keuntungan. Contoh merck dikenal karena budaya etisnya yang sudah lama
berlangsung, namun ia tetap merupakan perusahaan yang secara spektakuler
mendapatkan paling banyak keuntungan sepanjang masa.
Sebagian besar
orang akan menilai perilaku etis dengan menghukum siapa saja yang mereka
persepsi berprilaku tidak etis, dan menghargai siapa saja yang mereka persepsi
berprilaku etis. Pelanggan akan melawan perusahaan jika mereka mempersepsi
ketidakadilan yang dilakukan perusahaan dalam bisnis lainnya, dan mengurangi
minat mereka untuk membeli produknya. Karyawan yang merasakan ketidakadilan,
akan menunjukkan absentisme lebih tinggi, produktivitas lebih rendah, dan
tuntutan upah yang tinggi. Sebaliknya, ketika karyawan percaya bahwa organisasi
adil, akan senang mengikuti manajer. Melakukan apapun yang dikatakan manajer,
dan memandang keputusan manajer sah. Ringkasnya, etika merupakan komponen kunci
manajemen yang efektif. Dengan demikian, ada sejumlah argument yang kuat, yang
mendukung pandangan bahwa etika hendaknya diterapkan dalam bisnis.
B.
Macam-Macam Etika
Ada dua macam etika yang harus kita
pahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya perilaku manusia, yaitu:
1.
ETIKA DESKRIPTIF,
Yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan
rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikerjar oleh manusia dalam
hidup ini sebagai suatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta
sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang perilaku/sikap yang akan
diambil.
2.
ETIKA NORMATIF,
Yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan
pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini
sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus
memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.
Secara umum Etika dapat
dibagi menjadi:
1. Etika
Umum berbicara mengenai norma dan nilai moral, kondisi-kondisi dasar
bagi manusia untuk bertindak secara etis,bagaimana manusia mengambil keputusan
etis, teori-teori etika, lembaga-lembaga normatif dan semacamnya.
2. Etika
Khusus adalah penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma moral dasar
dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud: Bagaimana saya
menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus
yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis:
cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan/tindakan, dan teori serta
prinsip moral dasar yang ada akibatnya.
Etika Khusus dibagi lagi menjadi 3:
A. Etika
Individual lebih menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap
dirinya sendiri.
B. Etika
Sosial berbicara mengenai kewajiban dan hak, sikap dan pola perilaku
manusia sebagai makhluk sosial dalam interaksinya dengan sesamanya.
Etika individual dan etika
sosial tidak dapat dipisahkan. Karena kewajiban seseorang terhadap dirinya
berkaitan langsung dan dalam banyak hal mempengaruhi pula kewajibannya dengan
orang lain, dan demikian pula sebaliknya. Etika sosial menyangkut hungan
manusia dengan manusia lain.
Dengan demikian luasnya lingkup dari
etika sosial, maka etika sosial ini terbagi atau terpecah menjadi banyak
bagian/bidang. Dan pembahasan bidang yang paling aktual saat ini adalah
mengenai:
a. Sikap
terhadap sesama
b. Etika
keluarga
c. Etika
profesi
d. Etika
politik
e. Etika
lingkungan
f. Etika
ideology
C. Etika
Lingkungan Hidup, menjelaskan hubungan antara manusia dengan lingkungan
sekitarnya dan juga hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang
lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada lingkungan
hidup secara keseluruhan.
BAB
VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau
jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba
sebesar-besarnya. Secara historis, bisnis berasal dari kata business yang
berasal dari kata dasar busy yang berarti “sibuk”. Dalam
artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan
keuntungan. Dalam ekonomi kapatalis, kebanyakan bisnis dimiliki oleh
pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan
kemakmuran para pemiliknya.
Secara Etimologi, bisnis adalah keadaan dimana seseorang
atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan.
Secara luas, bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh individu atau
sekelompok orang ( organisasi) yang menciptakan nilai melalui penciptaan barang
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan keuntungan yang maksimum
melalui transakasi. Ada beberapa definisi bisnis dari beberapa tokoh
diantaranya :
Dari analisis diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
menjalankan suatu bisnis itu tidak mudah kita harus memahami apa saja
komponen-komponen yang ada di dalam bisnis. Sehingga, kita tidak
mengalami kerugian atau gulung tikar dari usaha yang kita jalankan.
Misalnya, Bisnis industri garmen merupakan salah satu bisnis yang paling
laris saat ini, banyak orang- orang yang memerlukan fashion atau model pakaian
yang kualitas bagus dan terjangkau harganya. Dengan
demikian, industri garmen seperti inilah yang menjadi solusi bagi
masyarakat menengah ke bawah.
Daftar
Pustaka
S. Drs Alam. 2006. Ekonomi Jilid 3. ESIS : Jakarta
S. Drs Alam. 2006. Ekonomi Jilid 2. ESIS : Jakarta
Widyatmini. 1996. Diktat Pengantar Bisnis. Gunadarma:
Jakarta
Widyatmini. 1996. Diktat Pengantar Bisnis. Gunadarma :
Jakarta.
DH Basu Swastha DR. 1998. Pengantar Bisnis Modern.
Liberty : Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar