BAB
I
PENDAHULUAN
Pengertian
teori Permintaan adalah teori ekonomi yang menyatakan bahwa harga dipengaruhi
oleh permintaan. Oleh karena itu, teori tersebut berasumsi bahwa ketika
permintaan di pasar naik, maka harga barang pun akan ikut naik. Tetapi, jika
permintaan turun, maka harga pun akan ikut turun. Turunnya permintaan sendiri
awalnya disebabkan oleh naiknya, atau terlalu tingginya harga di pasar,
sehingga masyarakat berfikir ulang untuk spending money.
Maka,
ketika masyarakat tidak berminat untuk membeli barang mereka (produsen), maka
produsen akan menurunkan harganya, agar masyarakat kembali dapat mengkonsumsi
barang yang mereka produksi.
Jumlah suatu komoditi yang bersedia
dibeli individu selama periode waktu tertentu merupakan fungsi dari atau
tergantung pada harga komoditi itu, pendapatan nominal individu, harga komoditi
lain, dan selera individu. Atas dasar harga komoditi yang tertentu tadi,
sementara pendapatan nominal individu, selera dan harga komoditi lain dianggap
konstan (asumsi ceteris paribus) kita peroleh skedul permintaan individu untuk
komoditi itu. (Salvatore)
Seseorang dalam usaha memenuhi
kebutuhannya, pertama kali yang akan dilakukan adalah pemilihan atas berbagai
barang dan jasa yang dibutuhkan. Selain itu juga dilihat apakah harganya sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki. Jika harganya tidak sesuai, maka ia akan
memilih barang dan jasa yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Perilaku
tersebut sesuai dengan hukum permintaan (Samuelson & Nordhaus, 1992),
yang mengatakan bahwa bila harga suatu barang atau jasa naik, maka ceteris
paribus jumlah barang dan jasa yang diminta konsumen akan mengalami
penurunan. Dan sebaliknya bila harga dari suatu barang atau jasa turun, maka ceteris
paribus jumlah barang dan jasa yang dimintai konsumen akan mengalami
kenaikan
Permintaan suatu barang di pasar akan terjadi apabila
konsumen mempunyai keinginan (willing) dan kemampuan (ability)
untuk membeli , pada tahap konsumen hanya memiliki keinginan atau kemampuan
saja maka permintaan suatu barang belum terjadi, kedua syarat willing dan
ability harus ada untuk terjadinya permintaan (Turner, 1971)
dalam (Salma, 2004).
Kurva permintaan merupakan suatu kurva yang menggambarkan
sifat hubungan antara harga sesuatu barang tertentu dengan jumlah barang
tersebut yang diminta para pembeli. Kurva permintaan ini pada umumnya menurun dari
kiri atas ke kanan bawah. Bentuk kurva permintaan yang demikian dikarenakan
sifat hubungan antara harga dan jumlah yang diminta. Sifat hubungan keduanya
merupakan hubungan yang terbalik, jika salah satu variabel naik (misal harga),
maka variabel yang lainnya (misal jumlah yang diminta) akan turun.
Teori pilihan rasional mengadopsi pendekatan ilmu ekonomi
dalam menjelaskan perilaku sosial sebagai peristiwa-peristiwa pertukaran. Dalam
perspektif ini perilaku orang akan dilihat berdasarkan kemampuannya mempertimbangkan
cost dan reward dari pilihan tindakan yang akan dilakukannnya.
Sifat dasar manusia adalah mencari kebahagiaan dan menghindari kesulitan. Ini
dapat dijelaskan dari perspektif pilihan rasional. Sebuah tindakan hanya bisa
disebut rasional jika penghargaan yang didapat lebih besar dari biaya yang
dikeluarkan. Kalau dalam ekonomi reward itu bisa berarti laba, dalam
peristiwa sosial lain ia bisa berupa kebahagiaan, kesenangan, kepuasan karena
mendapatkan penghargaan atau tidak mendapatkan hukuman atas tindakannya
tersebut. Kalau sebuah tindakan menghasilkan penghargaan, maka kemungkinan
besar tindakan lama akan diulang (Becker, 1968 dalam Indah
Susilowati, 1999).
Dalam teori pilihan rasional, seorang individu
termotivasi oleh kemauan atau tujuan yang menggambarkan pilihan mereka. Sangat
mungkin bagi seseorang individu untuk mendapatkan semua keinginan atau pilihan
mereka, mereka juga harus membuat pilihan untuk mewujudkan keinginan mereka dan
apa konsekuensi yang akan mereka dapatkan. Teori pilihan rasional digunakan
untuk menghitung apa yang terbaik yang mesti dilakukan seorang individu.
Seorang individu memilih untuk menjadi pengguna jasa layanan kesehatan formal seperti
rumah sakit, praktek dokter, puskesmas, poliklinik. Mereka akan mendapatkan
keuntungan yang lebih dibandingkan dengan tidak menjadi pengguna jasa layanan
kesehatan formal (Becker, 1968 dalam Indah Susilowati, 1999).
Pada dasarnya setiap individu cenderung untuk
memaksimalkan keuntungannya. Seorang individu menjadi pengguna jasa layanan
kesehatan formal (rumah sakit, praktek dokter swasta, puskesmas, poliklinik,
dan lain-lain) jika kepuasan yang didapatkannya melampaui kepuasan yang ia
dapatkan dari waktu dan sumber daya lainnya yang telah mereka gunakan. Seorang
individu menjadi pengguna jasa layanan kesehatan formal (rumah sakit, praktek
dokter swasta, puskesmas, poliklinik, dan lain-lain) bukan karena motivasi
dasar mereka berbeda-beda dari individu lainnya, tetapi karena perbedaan benefit
and cost yang akan mereka dapatkan. Keterlibatan dalam memanfaatkan
jasa layanan kesehatan formal menjadi penting karena benefit and cost
yang akan mereka dapatkan dari berbagai aktivitas.
]
Tindak berobat terjadi ketika individu memutuskan untuk
menjadi pengguna jasa layanan kesehatan formal (rumah sakit, praktek dokter
swasta, puskesmas, poliklinik, dan lain-lain) setelah memikirkan kebutuhannya
untuk mendapatkan layanan dan fasilitas kesehatan atau keuntungan lainnya yang
lebih. Sebelum memutuskan untuk berobat, seorang individu juga memikirkan
kemungkinan-kemungkinan lainnya, seperti biaya mahal, layanan kesehatan tidak
maksimal, dan oportunitas ekonomi yang ia dapatkan dari berobat. Pengguna akan
memilih suatu keputusan bila dianggap keputusan itu memberikan lebih banyak
keuntungan daripada kerugiannnya.
Sebagai individu yang rasional, pengguna akan memilih
berobat ke layanan kesehatan formal (rumah sakit, praktek dokter swasta,
puskesmas, poliklinik, dan lain-lain) karena mereka telah memperkirakan manfaat
yang akan mereka peroleh adalah masih menguntungkan dari resiko atau
konsekuensi yang harus ditanggap bila layanan kesehatan formal tidak maksimal (Becker,
1968 dalam Indah Susilowati, 1999).
B.
Hukum Permintaan
Hukum
permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan :
“Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut dimana hubungan berbanding terbalik yaitu ketika harga meningkat atau naik maka jumlah barang yang diminta akan menurun dan sebaliknya apabila harga turun jumlah barang meningkat.”
“Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut dimana hubungan berbanding terbalik yaitu ketika harga meningkat atau naik maka jumlah barang yang diminta akan menurun dan sebaliknya apabila harga turun jumlah barang meningkat.”
C. Kurva Permintaan
Kurva
Permintaan dapat didefinisikan sebagai :
“Suatu
kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang tertentu
dengan jumlah barang tersebut yang diminta para pembeli.” Kurva permintaan
berbagai jenis barang pada umumnya menurun dari kiri ke kanan bawah. Kurva yang
demikian disebabkan oleh sifat hubungan antara harga dan jumlah yang diminta
yang mempunyai sifat hubungan terbalik.
Teori Permintaan, dapat dinyatakan :
“Perbandingan
lurus antara permintaan terhadap harganya yaitu apabila permintaan naik, maka
harga relatif akan naik, sebaliknya bila permintaan turun, maka harga relatif
akan turun.”
D.
Faktor-Faktor Yang Dapat Menggeser
Kurva Permintaan
a.
Faktor Harga
Perubahan
sepanjang kurva permintaan berlaku apabila harga barang yang diminta menjadi
makin tinggi atau makin menurun.
b. Faktor
Bukan Harga
Kurva
permintaan kan bergerak keka Perubahan sepanjang kurva permintaan berlaku
apabila harga barang yang diminta menjadi makin tinggi atau makin menurun.nan
atau kekiri apabila terdapat perubahan-perubahan terhadap permintaan yang
ditimbulkan oleh factor-faktor bukan harga, sekiranya harga barang lain,
pendapatan para pembeli dan berbagai faktor bukan harga lainnya mengalami
perubahan, maka perubahan itu akan menyebabkan kurva permintaan akan pindah ke
kanan atau ke kiri.
E. Keseimbangan
Permintaan Dan Penawaran
Dalam
ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga ekuilibrium adalah harga yang
terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran.
Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil
kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas
yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah
tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi
patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.
Dengan
kata lain Harga keseimbangan adalah harga dimana baik konsumen maupun produsen
sama-sama tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah yang dikonsumsi atau
dijual. Permintaan sama dengan penawaran. Jika harga dibawah harga
keseimbangan, terjadi kelebihan permintaan. Sebab permintaan akan meningkat,
dan penawaran menjadi berkurang. Sebaliknya jika harga melebihi harga
keseimbangan, terjadi kelebihan penawaran. Jumlah penawaran meningkat, jumlah
permintaan menurun.
F. Perubahan
Keseimbangan Pasar
Perubahan
keseimbangan pasar terjadi bila ada perubahaan di sisi permintaan dan atau
penawaran. Jika faktor yang menyebabkan perubahan adalah harga, keseimbangan
akan kembali ke titik awal. Tetapi jika yang berubah adalah faktor-faktor
ceteris paribus seperti teknologi untuk sisi penawaran, atau pendapatan untuk
sisi permintaan, keseimbangan tidak kembali ke titik awal.
a.
Jika harga berubah, terjadi kelebihan penawaran yang menyebabkan harga turun
kembali ke Po. Titik keseimbangan tetap Eo.
b.
Kurva penawaran bergeser ke kanan karena perubahan teknologi. Titik
keseimbangan bergeser dari Eo ke E1.
c.
Kurva permintaan bergeser ke kanan karena perubahan pendapatan. Titik
keseimbangan bergeser dari Eo ke E1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar